Edibel film sebagai pengganti plastik untuk mengemas makanan, kami ujicobakan pada jenang
Kudus (ANTARA) - Dua pelajar Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Kudus, Jawa Tengah, berhasil membuat pembungkus makanan dari bahan-bahan alami yang mudah terurai sehingga lebih ramah lingkungan guna menghindari penggunaan plastik.

Atas temuan pembungkus dari bahan alami atau disebut edibel film tersebut, dua pelajar MAN 1 Kudus tersebut meraih juara 2 Lomba Karya Ilmiah Remaja 2019 bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian dan Kelautan (IPK) yang diselenggarakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada ajang Indonesia Science Expo 2019 pada tanggal 23-26 Oktober 2019.

Baca juga: Gojek tarik biaya bungkus plastik kampanyekan hidup ramah lingkungan

Kedua pelajar pembuat edibel film atau pembungkus dari bahan alami tersebut, yakni Azzalira Alayya Zahwa dan Fifi Munasaroh siswa kelas XII MIPA dengan guru pembimbing Nurul Khotimah.

Menurut Azzalira Alayya Zahwa dan Fifi Munasaroh di Kudus, Senin, proses pembuatan edibel film memang tidak sulit, namun ada beberapa bahan yang harus dibuat sendiri dan membutuhkan waktu lama.

Di antaranya, terdapat bubuk spirulinaplantesis, tepung mocaf, dan serbuk serasah daun mangrove.

Baca juga: Kala plastik berganti besek untuk bungkus daging kurban

Khusus bahan spirulinaplantesis, kata dia, harus kerja sama dengan Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara untuk menumbuhkannya menjadi lebih banyak dan sesuai kebutuhan.

Untuk menghasilkan 10 gram spirulinaplantesis dalam bentuk bubuk, kata dia, dibutuhkan waktu lima hari, sedangkan 50 gram seperti yang diperoleh saat ini membutuhkan waktu hingga 50 hari.

Bahan lainnya, seperti tepung mocaf bisa diperoleh di pasaran dan serasah daun mangrove juga dibuat sendiri dan tidak terlalu sulit.

Baca juga: Plastik berbahan singkong untuk bungkus daging kurban di Bandung

Kemudian ketiga bahan tersebut, dicampur menjadi satu dengan ditambah aquades dan plasticizer gliserin dengan ukuran tertentu di atas suhu panas hingga beberapa menit, kemudian dicetak sesuai ukuran. Hasil cetakan edibel film tersebut, kemudian dipanaskan dengan pemanas dengan suhu 35-45 derajat Celcius.

"Edibel film sebagai pengganti plastik untuk mengemas makanan, kami ujicobakan pada jenang," ujarnya.

Plastik dari bahan alami tersebut, kata dia, memang belum sempurna karena masih ada pengembangan lagi sehingga sesuai kebutuhan industri, termasuk ketebalannya agar sesuai kebutuhan.

Edibel film tersebut, kata dia, ketika dimakan bersama makanannya juga aman karena sudah dilakukan uji di Laboratorium Undip Semarang. 

Baca juga: Daun jati digunakan untuk bungkus daging kurban di Yogyakarta

 

Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019