Muara Teweh (ANTARA) - Sebanyak 66 anak berusia di bawah lima tahun (balita) dari beberapa desa dan kelurahan di Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, diayun bersama dengan iringan doa-doa dan selawat dalam tradisi Baayun Maulid dalam rangkaian acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Jami Abdurrahim, Muara Teweh, Minggu.

Peserta Baayun Maulid dari Desa Lemo, Kelurahan Lanjas, dan Kelurahan Melayu di Kecamatan Teweh Tengah serta Kelurahan Jambu dan Kelurahan Jingah di Kecamatan Teweh Baru melantunkan doa agar anak mereka tumbuh sehat serta mengikuti teladan Nabi Muhammad SAW dalam tradisi mengayun anak pada bulan Maulud tersebut.

Baayun Maulid merupakan tradisi masyarakat suku Banjar di Kalimantan. Tradisi itu merupakan bagian dari rangkaian upacara daur hidup yang meliputi kehamilan, kelahiran, masa kanak-kanak hingga menjelang dewasa, perkawinan, dan kematian.

Tradisi Baayun sudah ada sebelum penyebaran Islam di Tanah Banjar. Upacara daur hidup pada saat anak berusia nol sampai lima tahun itu semula merupakan bagian dari ajaran Keharingan.

Saat agama Islam masuk ke Banjar, asimilasi budaya terjadi. Tradisi Baayun kemudian dilaksanakan pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan disebut Baayun Maulid.

"Tradisi Baayun ini dilakukan dengan harapan agar para balita saat dewasa nanti mengikuti akhlak Nabi Muhammad SAW dan mendapat berkah dari Allah SWT," kata H Teco Aminudin, anggota panitia Baayun Maulid di Masjid Jami Abdurrahim.

Acara Baayun Maulid juga meliputi pelaksanaan tradisi tampung tawar, yang ditujukan untuk menghindarkan anak dari penyakit dan gangguan makhluk halus.

"Kegiatan ini tanpa dipungut biaya atau gratis dan peserta mendapat bingkisan dari panitia," kata H Teco, menambahkan,"Semoga kegiatan ini bisa dilestarikan dan dilaksanakan setiap tahun." 

Baca juga:
Barito Utara peringati Maulid Nabi dengan Baayun Maulid
Peserta Baayun Maulid pecahkan rekor 

Pewarta: Kasriadi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019