Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sakti Wahyu Trenggono menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang digelar Habib M Luthfi Ali bin Yahya di Gedung "Kanzus Sholawat", Pekalongan, Ahad.

Acara tersebut juga dihadiri Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Wakil Ketua MPR RI Fadel Muhammad, Wakasad Letjen TNI Tatang Sulaiman dan Panglima Kodam IV/Diponegoro Mayjen TNI Mochamad Effendi.

Wamenhan Sakti Wahyu Trenggono mengajak umat Islam untuk mengenal lebih dekat sosok keteladanan, kedisiplinan, perjuangan, semangat pantang menyerah serta kepribadian yang sempurna pada diri Nabi Muhammad SAW.

Baca juga: Wamenhan fokus pengembangan industri pertahanan

Tema peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tahun ini, adalah "Dengan Hikmah Maulid Nabi, Merah Putih Tidak Melupakan Sejarah-Kadar Bobot Iman Seseorang Tergantung Cintanya Kepada Rasulnya, Kadar Bobot Cinta Tanah Air Tergantung Kepada Cinta Kepada Bangsanya".

"Tema ini mengandung makna bahwa Maulid Nabi yang dalam dunia kita terus diperingati setiap kelahiran beliau (setiap tanggal 12 Rabiul Awwal) bukan lagi sebuah kesemarakan seremonial belaka, tapi sebuah momen spiritual untuk menegaskan beliau sebagai figur tunggal yang mengisi pikiran, hati dan pandangan hidup kita," katanya.

Selain sebagai ekspresi rasa syukur atas kelahiran Rasulullah SAW, substansi dari peringatan Maulid Nabi adalah mengukuhkan komitmen loyalitas pada Nabi Muhammad SAW.

Baca juga: Wamenhan: Industri strategis perlu kembangkan pertahanan siber
 
Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sakti Wahyu Trenggono saat berbincang-bincang dengan Habib M Luthfi bin Yahya saat menghadiri Maulid Nabi, di Gedung "Kanzus Sholawat", Pekalongan, Minggu (1/12/2019). (ANTARA/HO/Humas Setjen Kemhan)



Sakti mengingatkan, Maulid Nabi adalah bagian dari cinta terhadap bangsa dan negara atau hubbul wathan.

Kecintaan seseorang terhadap Tanah Air merupakan tanda keimanan seseorang terhadap Tuhan dan Nabinya. Oleh karena itulah, masyarakat diajarkan tidak meninggalkan sejarah.

"NKRI bukan politik. Tapi jati diri kita, NKRI harga mati. Harga diri kita, kehormatan kita. Kadar bobot iman seseorang, tergantung kecintaannya kepada Nabi Muhammad SAW. Kadar bobot cinta Tanah Air tergantung cinta kepada bangsanya sehingga kecintaan seseorang terhadap Tanah Air merupakan tanda keimanan seseorang terhadap Tuhan dan Nabinya," ujarnya.


Baca juga: Wamenhan: Konsep bela negara bagi milenial tengah dikaji
Baca juga: Soal pembagian kerja, Wamenhan: Tidak ada pengkotak-kotakan

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019