Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan (Kemkes) Republik Indonesia (RI) menekankan perlunya mengendalikan perindukan nyamuk untuk mencegah kemungkinan terjangkitnya demam berdarah (DBD) menyusul datangnya musim pancaroba.

"Bagaimana supaya tidak digigit nyamuk? Pertama kendalikan perindukan nyamuk," kata Sekretaris Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemkes Achmad Yurianto melalui sambungan telepon di Jakarta, Senin.

Ia mengatakan sebelum mencari tahu tentang cara mencegahnya, masyarakat juga diimbau untuk terlebih dahulu memahami sebab penyebaran penyakit tersebut.

Baca juga: 422 warga Kota Pekanbaru terserang DBD, 5 meninggal dunia

Ia menyebutkan bahwa penyakit demam berdarah menjangkiti seseorang karena disebarkan dari orang lain yang sudah terkena demam berdarah melalui perantaraan nyamuk.

"Jadi ada orang yang sakit (demam berdarah sebelumnya), karena itu akan menjadi sumber penyakitnya," katanya.

Kemudian untuk mencegah penyebarannya, masyarakat perlu mengendalikan perindukan nyamuk yang dapat menyebarkan virus penyebab demam berdarah melalui gigitan, yaitu nyamuk Aedes Aegepti.

"Kita tahu perindukan nyamuk pasti akan membutuhkan air untuk bertelur. Kemudian dia akan berubah menjadi jentik, kemudian menjadi larva nyamuk," katanya menjelaskan.

Oleh karena itu, masyarakat perlu melakukan Pembersihan Sarang Nyamuk (PSN), yaitu dengan menguras atau membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain. Selanjutnya, masyarakat juga perlu menutup rapat tempat-tempat penampungan air.

Baca juga: Jumlah penderita demam berdarah di Kota Madiun naik drastis

Selain itu, masyarakat juga dapat memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk menjadi tempat perkembangbiakan.

"Jadi ruang atau peluang untuk ada pertumbuhan nyamuk kita hilangkan," ujarnya.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa untuk tumbuh, nyamuk membutuhkan ruang yang tenang, air yang bersih dan tidak mengalir. Nyamuk juga hanya membutuhkan air sedikitnya satu cc (cubic centimeter) dan waktu dua pekan untuk dapat bertelur.

Oleh karena itu, Kemkes meminta masyarakat untuk benar-benar membersihkan secara berkala setiap lokasi yang berpotensi menjadi tempat genangan sehingga tidak memungkinkan bagi nyamuk untuk bertelur hingga menetaskan telurnya.

Baca juga: Cara Shireen Sungkar cegah anak kena DBD

Kemudian, upaya berikutnya yang dapat dilakukan adalah dengan berusaha mencegah masuknya nyamuk dewasa ke dalam rumah, misalnya dengan memasang kelambu di kamar tidur.

Masyarakat, katanya, juga perlu mengetahui siapa saja kelompok yang rentan atau mudah sakit jika terkena gigitan nyamuk, salah satunya anak-anak.

Oleh karena itu, pembersihan tidak hanya perlu dilakukan di lingkungan rumah tetapi juga lingkungan lain tempat anak-anak beraktivitas pada jam-jam tertentu, misalnya lingkungan sekolah.

"Nyamuk demam berdarah biasanya aktif sekali menggigit antara jam 8.00 WIB hingga 10.00 WIB pagi. Nah, saat-saat seperti itu anak-anak biasanya enggak di rumah. Biasanya (mereka) di sekolah," katanya.

Oleh karena itu, ia meminta masyarakat untuk menyadari perlunya kegiatan pembersihan sarang nyamuk tidak hanya di lingkungan rumah, tetapi juga di sekolah dan tempat-tempat umum lainnya.

Baca juga: Dokter: Cegah DBD dengan jaga kebersihan lingkungan
Baca juga: Warga Rawasari terima 1000 ikan cupang cegah DBD
Baca juga: 10.000 ikan tempalo dibagikan untuk cegah DBD

Pewarta: Katriana
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020