Yogyakarta (ANTARA) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menyatakan akan mempertimbangkan mengajukan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) jika kasus pasien positif COVID-19 dominan dengan adanya empat klaster di wilayahnya.

"Kalau memang kita anggap dengan klaster-klaster itu (pasien) positifnya dominan," kata Sultan di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Jumat.

Baca juga: Kabupaten/kota di DIY belum usulkan PSBB

Baca juga: Dampak PSBB di Jakarta, perjalanan KA dari Yogyakarta berkurang lagi

Baca juga: AP I siapkan 500 alat "rapid test" di Bandara Internasional Yogyakarta


Seperti diwartakan di DIY saat ini terdapat empat klaster besar penyebaran COVID-19 yakni klaster jamaah tabligh Sleman, klaster Gereja GPIB Kota Yogyakarta, klaster jamaah tabligh Gunungkidul, serta klaster Indogrosir di Sleman.

"Kalau (pasien) positifnya dominan kita punya pertimbangan mungkin juga kita lakukan PSBB biar kita lebih menertibkan mereka yang tidak disiplin," kata dia.

Meski demikian, sebelum opsi itu direalisasikan, Sultan masih berharap ada peningkatan kesadaran masyarakat untuk mendisiplinkan diri melaksanakan protokol kesehatan termasuk tetap berada di rumah demi mencegah persebaran COVID-19.

"Sebetulnya kita PSBB atau tidak kalau mereka patuh dan disiplin mau tinggal di rumah ya sebetulnya selesai kok masalahnya," kata dia.

"Kesulitan kita sama-sama itu menahan diri untuk tidak keluar rumah kalau tidak penting, kok sepertinya susah. Itu karena dirinya sendiri tidak mampu mendisiplinkan diri," kata dia.

Raja Keraton Yogyakarta ini berharap masyarakat bisa memosisikan diri sebagai subjek yang ikut berperan aktif sehingga dapat berpartisipasi seperti pada saat menghadapi bencana gempa bumi dan erupsi Gunung Merapi pada 2006 dan 2010.

"Kami terima kasih warga masyarakat saling membantu, tapi jangan hanya saling membantu, melainkan juga punya kesadaran mendisiplinkan diri," kata dia.

Juru Bicara Pemda DIY untuk Penanganan COVID-19 Berty Murtiningsih menyebutkan total orang dalam pemantauan (ODP) di DIY hingga Kamis (14/5) mencapai 5.773 orang, pasien dalam pengawasan (PDP) yang sudah diperiksa terkait dengan COVID-19 (dengan tes swab) tercatat 1.214 orang.

Dari jumlah PDP tersebut, 859 orang di antaranya dinyatakan negatif corona, 185 orang positif di mana 68 orang di antaranya sembuh, dan tujuh meninggal, sedangkan yang masih menunggu hasil 170 orang dengan 18 di antaranya telah meninggal.

Baca juga: Pasien positif COVID-19 di DIY bertambah 10 menjadi 169 kasus

Baca juga: 343 warga Yogyakarta mendaftar rapid test skrinning klaster Indogrosir

Baca juga: Bertambah 4 pasien positif COVID-19 Bantul dari kluster Indogrosir

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2020