Jumlah mahasiswa yang mendapatkan beasiswa itu, hingga tahun 2020 ini, jumlahnya 39 orang
Boyolali (ANTARA) - Mahasiswa asal Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, yang mendapatkan beasiswa kuliah di Universitas Nanjing China, harus menjalani ujian skripsi secara daring menyusul dampak pandemi COVID-19.

Kepala Bidang Kebudayaan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Boyolali, Budi Prasetyaningsih di Boyolali, Rabu, mengatakan sebanyak 10 mahasiswa asal Kabupaten Boyolali yang mendapatkan beasiswa perguruan tinggi ke China harus menjalani ujian skripsi secara daring.

Baca juga: Pemprov bantu 837 mahasiswa yang menimba ilmu di luar Aceh

Menurut Budi Prasetyaningsih, pelaksanaan ujian skripsi secara daring di Aula Kantor Disdikbud Boyolali tersebut terbagi dalam tiga tahap, yakni Selasa (19/5), Rabu (20/5) dan Selasa (2/6).

Dia mengatakan mahasiswa semester akhir atau semester delapan yang mendapat beasiswa dari Pemerintah Kabupaten Boyolali tersebut sejak 2016 hingga tahun ini, yang seharusnya melaksanakan ujian skripsi di Univwrsitas Nanjing China.

Baca juga: DPR minta Menteri BUMN memfasilitasi kepulangan mahasiswa Indonesia

Namun, lanjut dia, karena adanya pandemi COVID-19, mereka menjalani ujian skripsi di Indonesia secara daring.

Dia mengatakan Pemkab Boyolali sejak 2016 memberikan beasiswa kepada pelajar terbaik untuk dikirim kuliah di Universitaa Nanjing China. Jumlah mahasiswa yang mendapatkan beasiswa itu, hingga tahun 2020 ini, jumlahnya sebanyak 39 orang.

Baca juga: Beasiswa luar negeri mahasiswa Papua Barat segera ditransfer

"Beasiswa belajar di luar negeri itu, dengan anggaran APBD Boyolali sebesar Rp10 miliar mulai 2016 hingga 2021," katanya.

Pemkab Boyolali sudah mengirimkan pelajar untuk menempuh pendidikan ke luar negeri sebanyak 39 pelajar. Sebanyak 30 mahasiswa di antaranya, menempuh program sarjana (S1) dan sembilan mahasiswa lainnya menempuh program magister.

Baca juga: 95 mahasiswa Papua Barat di luar negeri dalam kondisi sehat

Menurut salah satu mahasiswa Universitas Nanjing China Riri Hita Istiana dirinya bersama teman-temannya telah kembali ke Indonesia saat liburan musim dingin di Januari 2020.

Namun, kata Riri, karena adanya pandemi COVID-19, maka dirinya tetap tinggal di Indonesia. Dia bersama teman-teman lainnya yang seharusnya pada Mei sudah kembali ke China untuk mengikuti ujian skripsi.

Namun, kata dia, karena kondisi belum memungkinkan akhirnya ujian diputuskan di Indonesia secara daring. 

Baca juga: Pemprov-Baznas Jateng kirim bantuan untuk mahasiswa di Sudan

 

Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020