posisi per Selasa 10 Juni 2020 terdapat 8 Kelurahan yang tidak memiliki kasus konfirmasi positif
Depok (ANTARA) - Pemerintah Kota Depok, Jawa Barat, mencatat delapan kelurahan dari 63 kelurahan di kota itu tidak memiliki kasus konfirmasi positif COVID-19.

"Berkenaan dengan sebaran kasus konfirmasi positif berdasarkan kelurahan, dapat disampaikan bahwa posisi per Selasa 10 Juni 2020 terdapat 8 Kelurahan yang tidak memiliki kasus konfirmasi positif," kata Wali Kota Depok Mohammad Idris di Depok, Rabu.

Baca juga: Tingkat penyebaran COVID-19 di Depok menurun

Ia mengatakan kelurahan tersebut yaitu Kelurahan Bojongsari Baru, Bojongsari Lama, Duren Seribu, Krukut, Bojong Pondok Terong, Curug Bojongsari, Harjamukti dan Kukusan. Kota Depok mempunyai 11 kecamatan dan 63 kelurahan.

"Akan tetapi posisi ini dapat berubah jika di kemudian hari ditemukan kasus baru, sehingga diperlukan partisipasi aktif semua pihak agar tidak terjadi penambahan kasus kembali," katanya.

Baca juga: Labkesda Depok kantongi izin jadi laboratorium pemeriksa PCR COVID-19

Data Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Depok, Jawa Barat, menyebutkan kasus konfirmasi positif COVID-19, Rabu (10/6) sebanyak 8 kasus menjadi 611 orang, sembuh 338 orang, dan meninggal 32 orang.

Penambahan kasus positif tersebut berasal dari tindak lanjut program tes cepat Kota Depok yang ditindaklanjuti dengan tes usap di Labkesda dan PCR di Laboratorium RS UI.

Baca juga: Pemkot Depok usul ada pengaturan jam kerja pegawai

Baca juga: Penumpang KRL di Stasiun Citayam padat


"Untuk kasus konfirmasi yang sembuh bertambah 3 orang menjadi 338 orang atau 55,32 persen dari seluruh kasus konfirmasi positif yang ada di Kota Depok," jelasnya.

Selanjutnya untuk orang tanpa gejala (OTG) yang selesai pemantauan Rabu ini pun bertambah 30 orang dan ODP 28 orang, sedangkan untuk pasien dalam pengawasan (PDP) yang selesai pengawasan bertambah 16 orang. Untuk PDP yang meninggal saat ini berjumlah 91 orang.

Status PDP merupakan pasien yang belum bisa dinyatakan positif atau negatif, karena harus menunggu hasil uji usap, yang datanya hanya dikeluarkan oleh PHEOC (Public Health Emergency Operating Center) Kemenkes RI.

Baca juga: Tidak terlihat antrean panjang penumpang KRL di Depok

 

Pewarta: Feru Lantara
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020