Banda Aceh (ANTARA) - Wali kota Banda Aceh Aminullah Usman meminta pemerintah pusat untuk segera membangun bendungan karet yang bocor di Krueng (sungai) Aceh kawasan Lambaro Aceh Besar, agar sistem pelayanan air bersih di daerah ibukota tersebut tidak terganggu.

"Kita berharap kepada pemerintah pusat melalui departemen atau balai terkait agar segera bisa membangun baru bendungan karet ini, sehingga tidak menjadi persoalan bagi pelayanan air bersih di Kota Banda Aceh," katanya, di Banda Aceh, Selasa.

Aminullah bersama Wakil Wali Kota Banda Aceh Zainal Arifin dan Direktur Utama PDAM Tirta Daroy T Novizal Aiyub telah meninjau langsung untuk melihat kondisi bendungan karet yang bocor di Krueng Aceh, wilayab Kabupaten Aceh Besar.

Bendungan karet tersebut digunakan untuk menampung air sungai sebagai bahan baku air sebelum diproses di WTP milik PDAM Tirta Daroy. Namun, selama bocor berdampak pada keterbatasan produksi air bersih, karena debit air sungai di bendungan berkurang.

Baca juga: Pemerintah siapkan Rp756 miliar bangun bendungan di ibu kota baru

Baca juga: Menteri Basuki tawarkan proyek bendungan kepada investor Turki


Dia berharap pemerintah pusat untuk segera mengganti bendungan karet yang telah berusia belasan tahun itu.

"Itu solusi agar kapasitas produksi PDAM tetap terjaga sehingga pendistribusian air bersih ke rumah-rumah masyarakat tidak terganggu," katanya.

Menurut Aminullah, bendungan karet itu dibangun pertama sekali pada 2003 dan kondisi karetnya juga sudah mulai lapuk sehingga mudah sobek saat arus sungai membawa material kayu.

Beberapa bulan yang lalu, kata Aminullah, bendungan karet tersebut juga sudah pernah bocor dan pemerintah telah memperbaikinya, namun kembali rusak.

"Tapi kalaupun diperbaiki hanya untuk sementara saja. Kena arus sungai yang membawa tumpukan kayu atau sampah sudah robek lagi," ujarnya.*

Baca juga: Kementerian PUPR harapkan Bendungan Pidekso dorong pemulihan ekonomi

Baca juga: KemenPUPR: Rehabilitasi Bendung Tirtonadi kendalikan banjir Kota Solo

Pewarta: Khalis Surry
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020