Chicago (ANTARA) - Emas kian perkasa, memperpanjang kenaikannya pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), setelah Federal Reserve AS berjanji untuk mempertahankan suku bunga mendekati nol ketika peningkatan cepat dalam kasus virus corona mengurangi harapan pemulihan ekonomi.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, naik lagi 8,8 dolar AS atau 0,45 persen menjadi ditutup pada 1.953,40 dolar AS per ounce pada Rabu (29/7). Emas berjangka terangkat 13,6 dolar AS atau 0,7 persen menjadi 1.944,6 dolar AS pada Selasa (28/7).

Emas berjangka berhasil menembus level psikologis 1.900 dolar AS, melonjak 33,5 dolar AS atau 1,77 persen, menjadi 1.931 dolar AS pada Senin (27/7) dan naik 7,5 dolar AS atau 0,4 persen menjadi 1.897,5 dolar AS pada Jumat (24/7), setelah menguat berturut-turut lima hari sebelumnya.

Emas telah mencetak kenaikan untuk sesi kesembilan berturut-turut dan bertengger di level tertinggi baru dalam sejarah, karena pasar memperkirakan nada dovish dari pertemuan dua hari Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang berakhir pada Rabu (29/7).

Federal Reserve memenuhi ekspektasi pasar. Bank sentral mengumumkan dalam sebuah pernyataan bahwa pandemi COVID-19 tetap menjadi ancaman bagi ekonomi dalam jangka menengah, dan pihaknya akan mempertahankan suku bunga rendah "sampai yakin bahwa ekonomi telah melewati peristiwa-peristiwa buruk baru-baru ini dan berada di jalur untuk mencapai target pekerjaan maksimum dan stabilitas harga."

Indeks dolar AS yang lebih lemah juga memberikan dukungan tambahan untuk emas.

Karena jumlah kasus baru COVID-19 di AS terus meningkat, pemerintah-pemerintah daerah dan negara bagian merespons dengan memberlakukan penguncian baru, atau menerapkan penguncian kembali, yang mengakibatkan penurunan kegiatan ekonomi di seluruh negeri.

Para analis pasar berpendapat bahwa prospek logam mulia tetap bullish karena sifat siklikal penyebaran pandemi, dan memperingatkan bahwa gelombang kedua yang terjadi pada musim gugur belum menghantam Amerika Serikat.

Paket-paket stimulus besar-besaran untuk membantu ekonomi yang terhuyung-huyung di seluruh dunia akibat pandemi dan lingkungan suku bunga rendah telah membantu mendorong harga emas naik hampir 30 persen sejauh ini.
tahun ini.

"Fundamental untuk emas tidak pernah lebih baik," kata Jeffrey Sica, pendiri Circle Squared Alternative Investments seperti dikutip Reuters. Tapi, katanya, emas akan menghadapi perlawanan di dekat level 2.000 dolar.

"Anda memiliki banyak orang yang memperdagangkan emas jangka pendek sekarang, jadi kita akan mendapatkan beberapa kemunduran hanya pada apa yang saya anggap sebagai aksi ambil untung sederhana karena ini merupakan tahun berjalan yang luar biasa," kata Sica.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September naik 2,1 sen atau 0,09 persen, menjadi ditutup pada 24,321 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober jatuh 27,7 dolar AS atau 2,81 persen, menjadi menetap pada 958,5 dolar AS per ounce.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020