Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Ma’ruf Amin berharap layanan keuangan syariah berbasis teknologi atau financial technology (fintech) syariah dapat berperan aktif dalam mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional.

“Kita harapkan (fintech syariah) ini akan ikut mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional yang sedang menurun dikarenakan penyebaran COVID-19. Seperti diketahui bahwa ekonomi kita di kuartal kedua ini terkontraksi minus 5,32 persen,” kata Ma’ruf Amin dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.

Potensi pasar dan pelaku kegiatan ekonomi syariah di dalam negeri cukup besar, namun hal itu tidak dibarengi dengan kemampuan literasi yang cukup mengenai ekonomi syariah.

Baca juga: Wapres: Sinergi "triple-helix" kunci penguatan inovasi
Baca juga: Wapres Ma'ruf Amin minta peneliti perhatikan kualitas produk riset
Baca juga: Wapres: Produk inovasi karya anak bangsa hanya sedikit yang komersial


Sehingga, kata Ma’ruf, layanan keuangan berbasis teknologi harus dapat memanfaatkan peluang tersebut untuk menarik minat masyarakat.

“Selain potensi market yang cukup besar, dengan meningkatnya literasi syariah juga diharapkan dapat menarik minat masyarakat untuk pemanfaatan ekonomi syariah yang lebih besar lagi," katanya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi secara nasional terkontraksi pada level negatif untuk pertama kalinya sejak triwulan I tahun 1999. Hal itu disebabkan oleh pertumbuhan negatif ekonomi nasional pada triwulan II tahun 2020 sebesar 5,32 persen.

Angka tersebut sedikit meleset dari proyeksi Pemerintah yang memprediksi pertumbuhan ekonomi pada triwulan II tahun 2020 sebesar minus 5,08 persen hingga minus 3,54 persen, dengan titik tengah minus 4,3 persen.

Perlambatan ekonomi nasional tersebut mulai terlihat sejak triwulan I tahun 2020, yakni 2,97 persen, bersamaan dengan merebaknya pandemi COVID-19 di Indonesia.

Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2020