Jakarta (ANTARA) - Rektor Universitas Terbuka Prof Ojat Darojat mengatakan Indonesia Cyber Education Institute (ICE Institute) merupakan upaya pemerataan akses pendidikan tinggi di Tanah Air.

“Hadirnya ICE Institute ini merupakan solusi strategis dalam upaya pemerataan akses pendidikan bagi masyarakat. Ini merupakan solusi dalam memberikan kesempatan pendidikan tinggi bagi masyarakat yang berdomisili di perkotaan dan daerah terpencil,” ujar Ojat dalam acara penandatangan kerja sama yang diselenggarakan di Kampus Universitas Terbuka, Tangerang Selatan, Kamis.

Baca juga: Sejumlah kampus berkolaborasi dalam inovasi PJJ melalui ICE Institute

Untuk tahap awal, ICE Institute menggandeng 12 PTN dan PTS di Tanah Air. ICE Institute merupakan marketplace pembelajaran daring di Indonesia yang berisi galeri mata kuliah daring yang dapat ditempuh oleh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dan dapat dialihkreditkan dalam lingkungan ekosistem pendidikan tinggi di Indonesia.

Ojat menjelaskan ICE Institute merupakan galeri pembelajaran daring di Tanah Air dan akan mengarah untuk regional Asia Tenggara hingga internasional.

“Ke depan, bukan mustahil kita akan menggandeng mitra luar negeri seperti Harvard, sehingga bisa memberikan layanan terbaik bagi masyarakat,” tambah dia.

ICE Institute mempunyai slogan Merdeka Belajar untuk semua. Dalam hal ini, ICE Institute berada di bawah koordinasi Universitas Terbuka. ICE Institute dapat diakses melalui http://icei.ut.ac.id.

Penandatangan kerja sama tersebut diikuti 12 perguruan tinggi, yakni Universitas Gadjah Mada, Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Universitas Padjajaran, Universitas Diponegoro, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Sebelas Maret, Universitas Pradita, Universitas Bina Nusantara, Universitas Pelita Harapan, dan Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.

Baca juga: UT canangkan semua sistem pelayanan berbasiskan digital

Baca juga: Rektor sebut UKT semakin terjangkau jika UT menjadi PTN BH


Masing-masing perguruan tinggi akan menyumbang 10 mata kuliah secara gratis dalam rentang tiga tahun.

“Ini merupakan wadah yang dibangun pemerintah dengan tujuan mulia, yakni Merdeka Belajar untuk semua. Sehingga, harapan Bapak Presiden Joko Widodo, pendidikan untuk semua yang inklusif dan dapat merambah hingga daerah 3T dapat terwujud,” kata Ojat.

Pewarta: Indriani
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021