Jakarta (ANTARA) - Kedutaan Besar RI di Pretoria merayakan Idul Fitri 1442 H dengan menyelenggarakan open house di Wisma Duta Pretoria pada Jumat (14/5) dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes) yang ketat.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh para warga Indonesia di Afrika Selatan, khususnya dari Pretoria dan Johannesburg, dan sejumlah warga asing yang merupakan keluarga dari WNI, demikian disampaikan KBRI Pretoria dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Perayaan Idul Fitri oleh KBRI Pretoria itu juga dihadiri oleh duta besar Malaysia untuk Afrika Selatan dan keluarga berserta sejumlah pelajar Malaysia yang sedang menempuh pendidikan di sejumlah pesantren di Afrika Selatan.

Dalam perhelatan tersebut, setiap tamu yang hadir diperiksa suhu tubuh dan wajib menggunakan masker serta hand sanitizer.

Mengingat saat ini Pretoria sudah memasuki musim dingin, shalat Idul Fitri dilaksanakan di dalam tenda berpenghangat ruangan, dengan shaf yang dibuat berjarak. Sementara, acara ramah tamah dilakukan di luar ruangan.

Bertindak sebagai bilal, imam, dan khatib sholat Id adalah para santri Indonesia yang sedang belajar di Darul Uloom Zakariyya dan Azaadville di Afrika Selatan.

Walau Idul Fitri 1442 H jatuh pada hari kerja dan pemerintah Afrika Selatan tidak menjadikan Idul Fitri sebagai hari libur,  sejumlah WNI yang bekerja di berbagai perusahaan di Afrika Selatan menyempatkan diri untuk hadir pada penyelenggaraan perayaan Idul Fitri oleh KBRI Pretoria.

"Saya jauh-jauh hari sudah ambil cuti agar tidak terlewat momen istimewa ini," ujar Muhammad Syafrudin, WNI yang bekerja di sebuah perusahaan teknologi informasi.

Pada kesempatan tersebut, KBRI Pretoria menyajikan sejumlah hidangan khas lebaran, seperti lontong sayur, rendang, semur, opor, nasi kebuli, bakso dan siomay.

"Kita bersyukur bisa kembali merayakan Idul Fitri bersama-sama tahun ini, setelah tahun lalu kegiatan semacam ini ditiadakan karena penerapan lockdown yang ketat di Afrika Selatan," kata Duta Besar RI untuk Afrika Selatan Salman Al Farisi.

Pelaksanaan kegiatan keagamaan dengan mengumpulkan masa sudah diperbolehkan di Afrika Selatan, yang saat ini berada pada status waspada level 1, dengan syarat kuota peserta 50 persen dari kapasitas ruangan, atau 250 orang untuk kegiatan luar ruangan.

Baca juga: KBRI London gelar silaturahim virtual

Baca juga: KBRI Pyongyang rayakan Idul Fitri sederhana dengan warga Indonesia

Baca juga: KBRI Roma rayakan Idul Fitri dengan terapkan protokol kesehatan


 

KBRI Beijing leluasa gelar shalat Idul Fitri

Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021