Banjarmasin (ANTARA) - Sosok AKBP Budi Hermanto telah berhasil menorehkan tinta emas dalam karirnya di Polda Kalimantan Selatan, meski terbilang singkat hanya 16 bulan berdinas di Bumi Lambung Mangkurat.

Deretan prestasi kinerja gemilangnya jadi catatan sejarah yang pasti selalu dikenang setelah harus meninggalkan Polda Kalsel untuk selanjutnya menjadi Kapolresta Malang Kota di jajaran Polda Jawa Timur berdasarkan Surat Telegram Kapolri Nomor 1129 tanggal 1 Juni 2021.

Buher, sapaan akrab alumni Akademi Kepolisian (Akpol) 2000 itu, memimpin tim di lapangan mengungkap 208 kilogram sabu-sabu dan 53.969 butir ekstasi pada 13 Maret 2020. Kala itu dia baru saja menjabat Wakil Direktur Reserse Narkoba Polda Kalsel setelah pindah dari Kapolres Blitar di Polda Jawa Timur.

Pengungkapan besar itupun menjadi rekor tersendiri di Polda Kalsel dalam pemberantasan tindak pidana narkoba setelah sebelumnya sitaan barang bukti terbesar hanya 32 kilogram narkotika pada Januari 2020, sebelum Buher bergabung di Polda Kalsel.

Tak sampai di situ, prestasi Buher berlanjut dengan memimpin lagi tim pengungkapan 300 kilogram sabu-sabu alias tiga kuintal asal Malaysia pada 6 Agustus 2020 di bawah kepemimpinan Kapolda Kalsel kala itu Irjen Pol Nico Afinta yang kini menjadi Kapolda Jawa Timur.

Saat mengungkap jaringan internasional tersebut, Direktorat Reserse Narkoba Polda Kalsel juga dibantu Satuan Tugas Khusus Merah Putih Bareskrim Polri dan Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya di bawah arahan langsung Kapolri kala itu Jenderal Idham Azis dan Kabareskrim Komjen Listyo Sigit Prabowo yang saat ini menjabat Kapolri.

Diakui Buher, membongkar bisnis narkoba jaringan kelas kakap tidaklah mudah. Beragam modus dilakukan untuk menyelundupkan barang haram tersebut masuk Indonesia.

Untuk Kalimantan Selatan sendiri yang dijadikan target pengiriman, narkoba bisa masuk dari pintu mana saja mulai jalur darat, laut hingga udara.

Seperti pada pengungkapan 208 kilogram dan 300 kilogram sabu-sabu, jalur darat dipilih dengan pintu masuknya perbatasan Indonesia dan Malaysia di Kalimantan Utara.

Bahkan selama lima bulan penelusuran sejak pengembangan kasus 208 kilogram sabu-sabu, Buher Cs sempat mengendus ada pengiriman besar dari luar negeri melalui jalur perbatasan di Kalimantan Barat. Namun beberapa kali upaya pengungkapan belum berhasil.

Meski begitu, Buher dan timnya tak menyerah. Atas dorongan semangat dari Irjen Pol Nico Afinta yang terus memberikan arahan, kerja keras tanpa kenal menyerah akhirnya berbuah manis.

Penyelundupan 300 kilogram sabu-sabu pun berhasil dibongkar dengan empat tersangka yaitu ST dan AN warga Kabupaten Kotabaru ditangkap di Kalimantan Utara saat mengambil sabu-sabu untuk dibawa ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Sedangkan RZ dan AD warga Kalimantan Timur ditangkap di Banjarmasin sebagai penerimanya. Keempatnya telah divonis mati oleh Pengadilan Negeri Banjarmasin pada 25 Maret 2021.

Alhasil, sepanjang mengemban amanah delapan bulan sebagai Wakil Direktur Reserse Narkoba Polda Kalsel, Buher mencatatkan total pengungkapan setengah ton sabu-sabu. Khusus untuk yang 300 kilogram, jadi rekor terbesar tingkat Polda di luar Pulau Jawa yang belum terpecahkan hingga saat ini.

"Saya bekerja dengan tim yang sangat hebat di Ditresnarkoba Polda Kalsel. Yang membanggakan bagi saya pribadi karena menjadi pengalaman pertama bertugas di fungsi Reserse Narkoba," kata Buher ditemui ANTARA, Kamis.
 

AKBP Budi Hermanto bersama tim pengungkap 300 kilogram sabu-sabu di Polda Kalsel. (ANTARA/Firman)

Salah satu anggota Ditresnarkoba Polda Kalsel Yudi Indra Pratama merasakan betul kepemimpinan Buher yang luar biasa hebat. Menurut dia, etos kerja dan totalitas hingga memompa semangat anggota tak pernah padam.

"Saking baiknya beliau, jika dalam misi pengungkapan belum berhasil kami sangat sedih dan merasa bersalah karena Pak Buher telah memberikan segalanya untuk mensupport kerja tim," tutur Indra.

Berkat pengungkapan 208 dan 300 kilogram sabu-sabu itu pula, Indra kini merasakan manisnya buah dari prestasi kinerja yang dikomando Buher hingga mengikuti pendidikan Sekolah Inspektur Polisi (SIP) angkatan 50 Resimen Wira Satya Adhi Pradana yang saat ini dijalaninya di Setukpa Lemdiklat Polri Sukabumi, Jawa Barat.

"Kami berterima kasih atas segala kebaikan Pak Buher selama di Polda Kalsel. Dedikasi, loyalitas dan bekerja tulus ikhlas untuk Polri menjadi pelajaran terbaik yang pasti selalu kami ingat dan pedomani. Teriring doa semoga beliau semakin sukses di tempat tugas yang baru di Malang," kata Indra.

Terungkapnya 208 dan 300 kilogram sabu-sabu kala itu sempat mencengangkan banyak pihak di Kalimantan Selatan. Dimana selama ini tidak pernah terjadi barang bukti sebesar itu didapatkan polisi dari jaringan pengedar yang dibongkar.

Beragam apresiasi pun dilontarkan masyarakat. Terutama para pegiat anti narkoba. Mini Nor Awalia misalnya seorang aktivis kemanusiaan yang konsen merehabilitasi para korban pecandu narkoba di Institusi Penerima Wajib Lapor Yayasan Lentera Harapan Bumi Indonesia (IPWL LHBI) Banjarmasin.

"Ini prestasi luar biasa karena ternyata di masa pandemi tak henti-hentinya tindak kriminal peredaran narkoba di Kalsel masih tinggi. Namun di masa pandemi ini juga Polri terus berjibaku mengejar para pelaku bisnis haram ini," kata Mini.

Untuk itulah, selaku pegiat anti narkoba yang bergerak di bidang rehabilitasi korban napza, Mini sangat mengapresiasi kinerja Polda Kalsel dengan harapan tinggi keberhasilan menangkap barbuk sebesar 300 kilogram setidaknya menekan angka pengguna di Kalsel.

"Rasa oprimis ini selalu saya tanamkan di jiwa bahwa seringnya para pelaku pengedar ditangkap menjadikan Kalsel tempat sulit dalam peredaran narkoba. Walaupun kadang masih ada juga rasa pesimis bahwa masih adanya permintaan dari para pengguna menjadikan pengedar terus ada pula sebagaimana hukum ekonomi," jelasnya.

Jika demikian, tegas dia, masyarakat tidak bisa hanya berharap pada Polri namun lebih penting peran serta seluruh elemen seperti tokoh agama, tokoh masyarakat dan pemuda dalam mengedukasi semua lapisan akan bahaya narkoba.

"Pak Buher dan timnya telah memberikan kinerja maksimal dan terbaik dalam pemberantasan narkoba. Sekarang tinggal kita sebagai masyarakat agar lebih peduli terhadap anggota keluarga dan lingkungan dalam upaya mencegah penyalahgunaan narkoba serta proaktif memberikan informasi ke polisi jika ada indikasi penggunaan dan peredaran narkoba," katanya.
 

AKBP Budi Hermanto menerima "Presisi Award" dari Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi). (ANTARA/Firman)
 

Wujudkan WBBM di Ditreskrimsus Polda Kalsel

Sejak September 2020, pria kelahiran Pekanbaru 10 November 1976 ini mendapat promosi menjadi Wakil Direktur Reserse Kriminal Khusus (Wadirreskrimsus) Polda Kalsel.

Menariknya, bertugas di Reserse Kriminal Khusus juga menjadi pengalaman pertama Buher. Sebelumnya dia kenyang mengemban tugas di Reserse Kriminal Umum sewaktu di Polda Metro Jaya sebagai pemburu penjahat dengan jabatan di antaranya Kanit Bunuh Culik Subdit Jatanras Ditreskrimum, Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum hingga Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan.

Tak ingin hanya duduk manis, Buher langsung tancap gas memompa kinerja anggota agar bekerja lebih baik. Misi pertamanya ingin membawa Ditreskrimsus Polda Kalsel meraih predikat zona integritas Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) setelah sebelumnya hanya Wilayah Bebas Korupsi (WBK).

Buher memimpin tim perubahan dengan terus memberikan penguatan tata kelola pelayanan. Menurut dia, kultur dan pola pikir seluruh anggota harus menampilkan sosok polisi melayani dan berusaha memberikan yang terbaik bebas pungutan liar dan tindakan di luar ketentuan lainnya.

Dari enam komponen pengungkit termasuk dua andalan yaitu aplikasi Berantas Kebakaran Hutan dan Lahan (Bekantan) dan Internal Control System (ICS), Ditreskrimsus Polda Kalsel akhirnya berhasil meraih nilai terbaik hingga penghargaan WBBM diterima pada Desember 2020 dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

Aplikasi Bekantan merupakan upaya pencegahan dan penangulangan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) melalui teknologi informasi. Dimana titik api cepat terdeteksi sehingga sesegera mungkin petugas menuju lokasi untuk melakukan pemadaman.

Sedangkan ICS yaitu aplikasi untuk kontrol pengawasan internal dari pimpinan terhadap penyidik yang melakukan tahap penyelidikan dan penyidikan, sehingga proses lidik dan sidik berjalan transparaan.

Atas sederet prestasi itu pula, Ditreskrimsus Polda Kalsel menerima penghargaan bergengsi yaitu "Presisi Award" dari Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi) pada 1 Mei 2021 yang diserahkan langsung Direktur Eksekutif Lemkapi Dr Edi Saputra Hasibuan.

Diungkapkan Edi, tidak banyak satuan kerja di tingkat Polda bisa mendapatkan WBBM. Karena standar kriterianya begitu ketat dari Kemenpan-RB. Bahkan Ditreskrimsus Polda Kalsel menjadi satu-satunya satker di Polda Kalsel yang meraihnya.

"Pak Buher dan timnya telah memberikan pelayanan terbaik ke masyarakat mewujudkan sosok Polri semakin Presisi (Prediktif, Responsibilitas dan Transparansi berkeadilan) sebagaimana yang digaungkan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo," tutur Edi.

Buher sang pionir itupun kemudian membuat satuan kerja (satker) lainnya di Polda Kalsel kemudian juga berlomba-lomba membangun zona integritas.

Pada 10 Mei 2021, Kapolda Kalsel Irjen Pol Rikwanto memimpin pencanangan pembangunan zona integritas untuk 15 satker sekaligus dalam upaya menuju WBK dan WBBM.

Adapun 15 satker tersebut yaitu Itwasda, Biro Ops, Biro Logistik, Dit Binmas, Dit Reskrimum, Sat Brimob, SPN, Bid Dokkes, Rumah Sakit Bhayangkara, Bid Humas, Bid TI, Bid Kum, Bid Keu, Yanma dan Spripim.

Menurut Rikwanto, zona integritas bukan hanya soal sarana prasarana penunjang pelayanan namun lebih ditekankan kepada perubahan perilaku anggota dalam memberikan pelayanan prima untuk masyarakat.

Sejalan dengan semangat Presisi Kapolri agar masyarakat merasa nyaman alias terlayani dengan baik ketika berurusan dengan polisi termasuk untuk penegakan hukum yang berkeadilan melalui upaya "restorative justice" untuk memenuhi rasa keadilan masyarakat.
 

AKBP Budi Hermanto bersama tim wartawan Polda Kalsel. (ANTARA/Firman)

Kembali mengabdi di Malang

Buher telah melalui pengalaman tugas luar biasa gemilang di Polda Kalsel. Kini dia menatap tantangan baru sebagai Kapolresta Malang Kota yang serah terima jabatannya dijadwalkan pada Jumat (11/6) besok.

Malang bukanlah daerah yang asing baginya. Dia pernah memimpin Polres Batu selama 2 tahun 3 bulan pada periode 2017 hingga 2019 sebelum menjadi Kapolres Blitar.

Namanya begitu harum ketika memegang tongkat komando Kepolisian di Kota Wisata Batu. Sejumlah kreasi lahir dari ide cemerlangnya. Di antaranya Program Polisi Wisata hingga menginisiasi terciptanya aplikasi Apel Batu, sebuah aplikasi yang dapat membuat masyarakat berinteraksi dengan Polres Batu kapan pun dan dimanapun melalui ponsel.

Sewaktu menjadi menjadi Kapolres Blitar, dia juga mampu memberikan kesan mendalam bagi anggota dan masyarakat. Meski hanya berlangsung singkat yaitu lebih kurang 4 bulan menjabat dan harus meninggalkan Kabupaten Blitar untuk bertugas ke Polda Kalsel kala itu, Buher tak lantas dilupakan begitu saja tanpa kesan.

Melalui Program "Blitar Berbagi Senyum", dia memberikan Al-Qur'an braile, kursi roda dan kaki palsu bagi kaum disabilitas. Polres Blitar berhasil membina para disabilitas untuk menghasilkan karya bernilai ekonomi seperti batik percik yang sukses menembus pasar internasional.

Perwira Menengah Polri yang pernah mengikuti pendidikan kejuruan kursus pengawasan di Federal Bureau of Investigation (FBI) Amerika Serikat tahun 2011 inipun mengaku pengalaman tugas di Kalsel jadi bekal berharga untuk menyongsong amanah baru sebagai Kapolresta Malang Kota kedepannya.

Dia berterima kasih kepada pimpinan Polri atas kepercayaan yang telah diberikan, sehingga pengabdian dalam karirnya terus berkembang melalui medan tugas yang beragam selama 21 tahun terakhir.

Bagi Buher, Polda Kalsel telah memberikannya pengalaman baru dengan tugas fungsi yang sebelumnya tidak pernah didapatkan yaitu Reserse Narkoba dan Reserse Kriminal Khusus, sehingga dia sangat bersyukur.

"Saya ucapkan terima kasih kepada Kapolda Kalsel Irjen Pol Rikwanto dan dua Kapolda sebelumnya Irjen Pol Yazid Fanani dan Irjen Pol Nico Afinta atas bimbingannya selama saya bertugas di Kalsel. Penghargaan tinggi juga patut saya berikan kepada seluruh anggota yang telah bekerja bersama. Begitu juga rekan media dan masyarakat serta stakeholder. Kalsel luar biasa hebat," ucapnya.

Dia pun memohon doa restu agar penugasan baru di Kota Malang dapat berjalan lancar dan senantiasa mendapat ridho dari Allah SWT. Menurut Buher, jabatan adalah amanah dan kepada Tuhan Sang Pencipta harus dipertanggungjawabkan.

Untuk itulah, dengan bismillah dia mantap melangkahkan kaki menuju tantangan tugas baru di Malang sebuah kota terbesar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya. Berbekal kinerja bagus dan penuh prestasi di Polda Kalsel.

Menariknya, Buher kembali bergabung dengan Irjen Pol Nico Afinta selaku Kapolda Jawa Timur, sang jenderal yang selama ini banyak membinanya untuk bekerja maksimal mengabdi di Polri. Dimana sejak di Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, keduanya bersama mengungkap beragam kasus menonjol di ibukota sebagaimana yang juga ditorehkan ketika di Polda Kalsel membongkar jaringan internasional 300 kilogram sabu-sabu.

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2021