kita berharap para guru tetap terbuka untuk terus berinovasi
Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Nunuk Suryani mengatakan kolaborasi menjadi kunci untuk mensukseskan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas.

“Dalam SKB Empat Menteri sudah tertuang bahwa kalau menginginkan PTM terbatas, ada daftar periksa dan protokol yang harus dipenuhi, karena keselamatan warga sekolah menjadi prioritas utama,” ujar Nunuk di Jakarta, Jumat.

Dia mengajak para guru untuk mengikuti berbagai pelatihan yang disediakan oleh Kemendikbudristek melalui laman ayogurubelajar.kemdikbud.go.id.
 

“Sudah ada 13 juta guru yang sudah mengakses, ini data kami. Dan saat ini sudah seri ke-7. Ada seri AKM, Seri Belajar Mandiri, Seri Kecakapan Hidup, Seri Belajar Masa Pandemi, Seri Pendidikan Inklusif, Seri PAUD, Seri Kemampuan Nonteknis atau soft skill dan adaptasi teknologi. Bapak/ibu guru bisa ikut pelatihan ini gratis,” jelas dia.
 

Kasubdit Kurikulum dan Evaluasi, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama (Kemenag), Ahmad Hidayatullah, menjelaskan bahwa terdapat tiga hal yang bisa dilakukan oleh para guru dalam melakukan pembelajaran yang baik di masa pandemi ini.

Baca juga: Kasus naik, Disdik serahkan persetujuan PTM di Bangkalan ke Satgas

Baca juga: PTM terbatas pertimbangkan kondisi di daerah, sebut Kemendikbudristek

 

“Pertama, kita berharap para guru tetap terbuka untuk terus berinovasi dan berkreasi untuk memunculkan berbagai macam ide pelayanan, teknik pembelajaran yang efektif untuk peserta didik kita,” kata Ahmad.
 

Kedua, untuk guru-guru di madrasah, Ahmad mempersilakan memanfaatkan pembelajaran elektronik (e-learning) madrasah yang sudah disiapkan oleh Kemenag. Pada aplikasi dapat ditemukan berbagai menu yang bisa dimanfaatkan.
 

“Guru-guru bisa membangun kelas diskusi dan membuat kelompok-kelompok kecil. Selain itu juga di madrasah sudah diberikan ruang aplikasi platform yang memungkinkan guru-guru tetap bisa berkreasi, berinovasi untuk memberikan pembelajaran,” jelas Ahmad.
 

Ketiga, di dalam PTM, guru-guru diharapkan tetap memperhatikan bahwa pembelajaran di masa pandemi ini adalah menjamin hak belajar anak-anak. Hak belajar peserta didik jelas Ahmad, penerjemahannya harus ke arah yang paling esensial.
 

“Dengan membuka ruang kepada anak-anak untuk menjadikan proses pembelajaran bukan semata-mata transfer pengetahuan dan menghabiskan materi, tetapi lebih menekankan pada membangun proses berpikir, proses bersikap, proses bertindak untuk bisa berkembang,” kata Ahmad.
 

Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI), Danang Hidayatullah, mengatakan bahwa dalam mempersiapkan PTM terbatas, teman-teman IGI membantu rekan sesama guru untuk dapat mengubah pola pikir guru selama ini, yaitu bisa beradaptasi melakukan pembelajaran daring dan luring dengan baik karena perkembangan digital ini tidak bisa dihindari.
 

Penguasaan teknologi digital menjadi salah satu fokus dari pengurus IGI dalam rangka meningkatkan kompetensi guru. Pihaknya mendukung program-program Kemendikbudristek, termasuk bagaimana membantu para guru agar bisa mempelajari hal mendasar terkait penggunaan platform pembelajaran.
 

"Ini pergerakannya cukup masif, para guru menerima tawaran program dari Kemendikbudristek yang kita kolaborasikan dengan program kita di IGI untuk mendukung peningkatan kompetensi guru,” kata Danang.
 

Danang optimistis bahwa guru bisa menginspirasi guru lain maupun peserta didik untuk mempelajari berbagai platform digital yang menunjang pembelajaran. Saat ini.

Baca juga: Kemendikbudristek sebut UKS dilibatkan dalam pemantauan PTM terbatas

Baca juga: Kemendikbudristek: 33 persen sekolah sudah terapkan PTM terbatas


Pewarta: Indriani
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021