Tapin (ANTARA) - Satu dari 12 kecamatan di Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan, masuk dalam kategori rawan pangan.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Tapin, Bastian, di Rantau, Selasa, mengatakan Kecamatan Candi Laras Utara, hingga saat ini masuk rawan pangan.

"Secara umum ketersediaan pangan di Tapin khususnya beras surplus, Kabupaten Tapin masih mampu menutupi kebutuhan pangan di Kecamatan Candi Laras Utara," ujarnya.

Candi Laras Utara yang sebagian besar wilayahnya berupa rawa itu menyebabkan daerah tersebut produksi pangannya tergolong rendah.

Baca juga: Bupati Bogor bagikan paket sembako di zona rawan pangan

Baca juga: DPR: BUMN perlu optimalkan lahan tidur atasi potensi krisis pangan


"Daerah yang rawan pangan di kecamatan tersebut meliputi, Desa Sawaja, Buas Buas dan Periok," ujarnya.

Hal itu menjadi salah satu faktor ditemukannya kasus gizi kurang atau stunting di wilayah tersebut.

Dikatakan, angka stunting di wilayah rawan pangan itu dari 2019 ke 2020 sudah mengalami penurunan yang terlihat dari data Dinas Kesehatan Tapin.

Berdasarkan data 2019 ke 2020 di 13 Puskesmas Binuang semula 8,54 persen menjadi 8,39 persen, Hatungun semula 13,73 persen menjadi 20,59 persen, Tambarangan semula 24,05 persen menjadi 17,22 persen.

Lalu, di Salam Babaris semula 11,90 persen menjadi 7,04 persen, Tambaruntung semula 36,36 persen menjadi 23,79 persen, Pandahan semula 8,14 persen menjadi 19,95 persen, Banua Padang semula 39,08 persen menjadi 16,81 persen.

Piani semula 32,26 persen menjadi menjadi 28,20 persen, Lokpaikat semula 13,04 persen menjadi 7,71 persen, Tapin Utara semula 7,87 persen menjadi 12,30 persen, Bakarangan semula 25,51 persen menjadi 19,92 persen, Baringin semula 30,20 persen menjadi 9,56 persen dan terakhir Margasari semula 23,83 persen menjadi 9,28 persen.

Secara umum kasus stunting mengalami penurunan, namun ada data dari tiga wilayah di puskesmas Hatungun, Pandahan dan Tapin Utara mengalami peningkatan.*

Baca juga: Aceh beri penanganan prioritas bagi sembilan daerah rawan pangan

Baca juga: Wujudkan ketahanan pangan di lahan rawan kebakaran

Pewarta: Imam Hanafi/mfauzipadillah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021