tabung oksigen untuk di Bandarlampung masih tercukupi
Bnadarlampung (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandarlampung memanggil tujuh distributor penyedia atau penyalur tabung oksigen untuk membicarakan ketersediaan dan kebutuhan oksigen di kota ini bagi pasien COVID-19.

"Jadi kami sudah panggil tujuh perusahaan ini, yang intinya pemkot ingin semua penyalur tabung oksigen mengutamakan Bandarlampung dahulu untuk ketersediaannya," kata Pelaksana Tugas Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemkot Bandarlampung Khaidarmansyah, di Bandarlampung, Jumat.

Ia juga mengatakan bahwa dalam pembicaraan tersebut, pemkot meminta kepada tujuh perusahaan, yaitu PT Aneka Gas, Samator, CV Bumi Waras, CV Perwira, PT Lampung Gas, Koperasi Adi Karya, dan Asiana Gasindo tetap mempertahankan kapasitasnya dan tentunya memprioritaskan pendistribusiannya ke Bandarlampung.

"Kami minta didahulukan pendistribusian karena sebagian pasien COVID-19 yang ada di Kota Bandarlampung pun ada yang berasal dari kabupaten/kota lainnya," kata dia lagi.

Kemudian, dia menambahkan bahwa untuk pasien yang menjalani isolasi mandiri, dapat membeli tabung oksigen atau mengisi ulang ke apotek dengan membawa surat dari kepala puskesmas setempat.

"Wali Kota Bandarlampung sudah mengarahkan semua kepala puskesmas agar siapa pun yang meminta surat resep untuk membeli tabung oksigen harus diberikan, tak ada masalah," kata dia.

Baca juga: Seruan DPRD: Jangan naikkan harga oksigen tak wajar di Bandarlampung
Baca juga: Satgas COVID-19 Bandarlampung segel satu kafe langgar prokes PPKM


Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung Edwin Rusli mengatakan bahwa kebutuhan tabung oksigen di setiap rumah sakit saat ini tidak menentu.

"Kebutuhan tiap rumah sakit tidak tentu, namun hingga kini tabung oksigen untuk di Bandarlampung masih tercukupi," kata dia.

Ia menjelaskan bahwa saat ini kebutuhan rumah sakit akan tabung oksigen memang sangat singkat diperlukan ketersediaannya, akan tetapi sebelum ketersediaan di rumah sakit kosong distributor langsung mengirimnya.

"Jadi misal tabung oksigen di rumah sakit hanya bisa sampai lima hari pemakaian, di hari ke empat distributor sudah mengirimkan lagi tabungnya, sehingga tidak sampai benar-benar kosong," katanya lagi.

Dia pun mengakui bahwa sedikit sulitnya mendapatkan tabung oksigen, sebab distributor pun sekarang kewalahan mencukupi kebutuhan atau permintaan yang semakin tinggi sejak pandemi COVID-19.

"Kendalanya kan karena kebutuhan besar dan tinggi selama pandemi, sementara produksi tidak dapat ditambah begitu saja secara mendadak, tapi sekarang mereka sedang berusaha meningkatkan produksinya," kata dia pula.

Baca juga: Terkonfirmasi positif COVID-19 Lampung bertambah 448 kasus
Baca juga: Dinkes Lampung: Kasus positif COVID-19 naik karena perluasan 3T

Pewarta: Dian Hadiyatna
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021