Peningkatan penjualan bersih tersebut terutama ditopang dari penjualan segmen alat kesehatan dan obat-obatan sesuai dengan strategi Turn Around Management
Jakarta (ANTARA) - PT Indofarma Tbk mencatatkan penjualan bersih Rp849,32 miliar pada semester I-2021, meningkat 90 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp447,29 miliar.

"Peningkatan penjualan bersih tersebut terutama ditopang dari penjualan segmen alat kesehatan dan obat-obatan sesuai dengan strategi Turn Around Management," kata Direktur Utama Indofarma Arief Pramuhanto saat jumpa pers di Jakarta, Jumat.

Arief menyampaikan, pada tahun ini kontribusi farma terhadap pendapatan emiten farmasi itu akan lebih besar yaitu di kisaran 65-70 persen, sementara dari alat kesehatan akan berkontribusi sekitar 30-35 persen.

Pada 2021, lanjut Arief, perseroan konsisten dan terus berupaya untuk menangkap peluang demi mencapai pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.

Secara operasional, perseroan telah berhasil meningkatkan kinerja sehingga mampu mendapatkan pendapatan sebelum bunga, pajak, dan amortisasi atau EBITDA pada semester I-2021 sebesar Rp187 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp24 miliar atau tumbuh sebesar 685 persen.

Liabilitas anak usaha PT Bio Farma (Persero) itu juga meningkat sebesar 9 persen dari semula Rp1,38 triliun menjadi Rp1,51 triliun pada semester I-2021. Aset perseroan naik 7 persen dari semula Rp1,82 triliun menjadi Rp1,95 triliun pada semester I-2021.

Dengan adanya penerapan kebijakan akuntansi PSAK 71 pada 2021, perseroan pun mencadangkan penurunan nilai piutang sebesar Rp110,54 miliar. Hal tersebut merupakan bagian dari aspek kepatuhan terhadap regulasi PSAK 71 dan tindakan prudent perseroan.

"Perseroan juga berkomitmen untuk terus membantu upaya pemerintah dalam percepatan penanganan pandemi COVID-19 dengan menyediakan produk farmasi dan alat kesehatan, serta pelayanan kesehatan," ujar Arief.

Emiten berkode saham INAF itu memperoleh izin edar yang diberikan oleh BPOM RI untuk produk generik Oseltamivir Phosphate 75 mg sebagai antiviral.

Guna menjamin pasokan kepada masyarakat, perseroan optimistis meningkatkan kapasitas produksi yang pada awalnya hanya 4 juta kapsul menjadi 10 juta kapsul dengan strategi pemastian pengadaan bahan baku dari pemasok negara lain dan dengan penambahan lini produksi.

Pada akhir semester I-2021, perseroan memperoleh izin edar yang diberikan oleh BPOM RI untuk produk generik Ivermectin 12 mg. Realisasi produksi perseroan untuk produk Ivermectin 12 mg hingga Juli 2021 sebanyak sembilan juta tablet. Perseroan telah mengantisipasi kebutuhan masyarakat dengan meningkatkan kapasitas existing hingga 12 juta tablet per bulan.

Selain itu, perseroan juga telah memperoleh izin edar untuk produk IVERCOV 12 yang merupakan produk branded dari Ivermectin 12 mg. Rencana produksi tahap awal untuk produk IVERCOV 12 pada Agustus 2021 sebanyak satu juta tablet.

Perseroan mendapatkan Emergency Use Authorization dari BPOM RI untuk produk DESREM yang berisi Remdesivir 100 mg. Hingga akhir Juli 2021, perseroan sudah melakukan importasi sebanyak 460.000 vial dan rencana importasi perseroan tahap selanjutnya sebanyak 270.000 vial.

Lalu, perseroan memperoleh izin edar yang diberikan oleh BPOM RI untuk produk Zinc sulfate monohydrate 10 mg dengan merk dagang ZINKID sebagai suplemen mineral dalam terapi COVID-19.

Sementara itu, dalam rangka percepatan pelaksanaan vaksinasi COVID-19, Menteri Kesehatan pada 15 Juli 2021 lalu memberikan persetujuan kepada PT Bio Farma (Persero) untuk menugaskan/menunjuk PT lndofarma Tbk guna melakukan importasi vaksin COVID-19. Sehubungan dengan hal tersebut, perseroan telah melakukan kerja sama dengan penyedia vaksin COVID-19 sebanyak 50 juta dosis pada 2021.

Sebagai bagian dari Holding BUMN Farmasi yang fokus pada bisnis alat kesehatan, Indofarma juga menyediakan produk alat kesehatan yang diperlukan untuk penanganan pandemi COVID-19 di antaranya INA-VTM Viral Transport Medium Kit, INAmask Medical Face Mask, Clind Hand Sanitizer, Hosfind Isolation Transport, SMART Diagnostic SARS-COV-2-IgM/IgG Rapid Test, Mobile Diagnostic Real-Time PCR, dan SMART Thermometer Non Contact.

Kemudian, perseroan melalui entitas anak kepemilikan tidak langsung, PT Farmalab Indoutama mendirikan laboratorium untuk pelayanan pengujian COVID-19 di travel corridor yang tersebar di 26 bandara dan 48 stasiun di seluruh Indonesia dengan menerapkan "good laboratory practice".

"Sebagai bagian dari Holding BUMN Farmasi, perseroan terus mendukung program pemerintah di bidang kesehatan serta berkontribusi dalam meningkatkan derajat kesehatan dan kualitas hidup yang lebih baik dengan berkomitmen untuk menyediakan obat dengan kualitas terjamin dan harga terjangkau bagi masyarakat," ujar Arief.

Baca juga: Indofarma kejar target produksi obat terapi COVID-19 hingga September

Baca juga: Indofarma tingkatkan produksi Ivermectin hingga dua kali lipat

Baca juga: Indofarma sebut HET Ivermectin Rp157.700 untuk 20 tablet

 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021