Jakarta (ANTARA) - Seorang atlet Paralimpiade dirawat di rumah sakit setelah tertular COVID-19, menjadi kasus pertama di antara para atlet, baik di Olimpiade atau pun Paralimpiade Tokyo, menurut panitia penyelenggara, Kamis.

Juru bicara panitia penyelenggara, Masanori Takaya, mengatakan bahwa atlet, yang dirawat di rumah sakit Selasa malam, tidak dalam "kondisi serius," dikutip dari Kyodo.

Panitia, Kamis, mengkonfirmasi 13 kasus positif COVID-19 lainnya yang terkait dengan Paralimpiade, yang menjadikan total kumulatif mulai 12 Agustus menjadi 275 kasus.

Baca juga: Paralimpiade Tokyo konfirmasi kasus rawat inap pertama COVID-19

Juru bicara Komite Paralimpiade Internasional (IPC), Craig Spence, mengatakan bahwa atlet tenis kursi roda Belgia, Joachim Gerard, dirawat di rumah sakit setelah pingsan di kampung atlet, kemungkinan karena masalah jantung.

Gerard (32) kembali sadar dan mampu menjawab pertanyaan setelah dia dilarikan ke rumah sakit, Rabu malam, menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Komite Paralimpiade Nasional Belgia.

Gerard berkompetisi di Paralimpiade Tokyo, kalah di perempat final ganda putra dan putaran ketiga nomor tunggal, Senin.

Olimpiade berlangsung 17 hari ditutup pada 8 Agustus, sementara Paralimpiade, yang berlangsung 13 hari, akan berakhir pada Minggu.

Olimpiade Tokyo diadakan sebagian besar tanpa penonton di tengah gelombang infeksi virus corona, dan pada saat ibu kota Jepang dan banyak wilayah lain di negara itu berada dalam keadaan darurat COVID-19.

Baca juga: Penyelenggara Paralimpiade Tokyo perketat protokol COVID-19
Baca juga: Kotak medis COVID-19 yang tidak terpakai di Olimpiade dibuang percuma

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2021