Kerja sama ini bentuk sinergi peran perguruan tinggi dengan BNN dalam rangka membantu pemerintah menyukseskan program penanggulangan narboba yang dicanangkan pemerintah,"
Bandung (ANTARA News) - Badan Narkotika Nasional (BNN) memandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk penelitian material dan bahan-bahan narkoba berbahan baku lokal agar tidak disalah gunakan.

"Kerja sama ini bentuk sinergi peran perguruan tinggi dengan BNN dalam rangka membantu pemerintah menyukseskan program penanggulangan narboba yang dicanangkan pemerintah," kata Rektor ITB, Kadarsah Suryadi usai penandatanganan nota kesepahaman tersebut di Rektorat ITB Kota Bandung, Rabu.

Penandatanganan dilakukan oleh Kepala BNN Anang Iskandar dengan Rektor ITB dan Dekan Farmasi ITB Prof Dr Daryono Hadi Tjahyono.

Alasan BNN menggandeng ITB, karena perguruan tinggi teknik di Kota Bandung itu memiliki fakultas farmasi yang memiliki kompetensi dalam penelitian obat-obatan termasuk material yang dikategorikan bahan-bahan yang bisa memabukan.

Dekan Farmasi ITB, Prof Dr Daryono Hadi Tjahjono mengatakan setelah menjalin kerjasama dengan BBN selanjutnya akan dilakukan langkah-langkah riil membantu BNN.

"Nota kesepahaman ini bentuk kerjasama dengan BNN seperti adanya penelitian tanaman-tanaman yang dicurigai ada bahan adiksi," kata Daryono Hadi.

Ia mencontohkan, beberapa tanaman yang memiliki kandungan berbahan adiksi adalah tanaman Kanjakat, Kucubung, Kat dan jamur-jamuran lainnya.

Ia berharap nantinya bisa membantu untuk penanganan kasus yang perlu dikaji seperti dengan adanya lab doping dan alat yang sesedikit mungkin bisa mendeteksi hal kecil secara jeli.

"Kandungan itu jelas memerlukan kajian dan penelitian dan ITB memiliki kompetensi untuk melakukan penelitian itu," katanya.

Sementara itu Menurut Kepala Badan Narkotika Nasional Anang Iskandar menyebutkan kerjasama ini penting untuk membantu tugas-tugas BNN salah satunya dalam melakukan pengetesan material adiktif.

"Kerja sama ini sangat penting bagi BNN karena perguruan tinggi ini memiliki kompetensi untuk penelitian di bidang itu," kata Anang.

Pewarta: Syarif Abdullah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015