Bukittinggi, Sumatera Barat (ANTARA News) - Aprimul Hendri alias Mul (41) yang ditangkap Densus 88 Sabtu pekan lalu sekitar pukul 16.00 WIB di Petukangan Selatan, Pesanggerahan, Jakarta Selatan, karena diduga terlibat Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) pernah tinggal di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat.

Kapolres Kota Bukittinggi AKBP Amirjan mengatakan Aprimul adalah menantu orang Bukittinggi yang juga pernah tinggal di kota itu dan dia sudah lama diincar polisi.

Mul berasal dari Kinali, Kabupaten Pasaman Barat dan menikah dengan seorang warga Bukittinggi.

Sebelum mengontrak rumah di Jakarta awal 2015, Mul tinggal di kawasan Tangah Jua, Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh, Bukittinggi.

Di sini, Mul berprofesi sebagai pedagang pakaian Pasar Atas Bukittinggi dan dikenal sebagai pemasok pakaian, selain memiliki toko yang menjual perlengkapan anak dan bayi di kawasan Tarok, Bukittinggi.

Mul menjadi incaran polisi karena terlibat dalam organisasi Ormas Islam MMI dan pernah menjadi pengurus Masjid Jihad Tangah Jua yang merupakan masjid tempat berdakwa Ustad Abu Bakar Baasyir dan Ustad Abu Jibril setiap datang ke Bukittinggi, terang Amirjan.

Sementara itu, ketika mendatangi rumah kediaman mertua Mul di RT 03 RW 01 Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguak Panjang, Kota Bukittinggi,  hari ini, mertua Mul berinisial HB (68) mengaku sudah mendengar kabar penangkapan menantunya itu dari televisi.

Ia mengaku pasrah dan menyerahkan proses hukum Mul kepada aparat hukum, namun berharap kasusnya tidak berimbas kepada istri dan anak Mul.

HB menceritakan, semenjak Mul menikah dengan anak nomor duanya pada 2006, Mul tidak mau tinggal di rumahnya, dengan lebih memilih rumah kontrakan di Tangah Jua.

"Menantu saya ada tiga, dan Mul adalah menantu yang paling tua. Terus terang, di antara semua menantu saya, hanya Mul yang sulit diajak berkomunikasi. Saya sering menasehati, tapi jarang didengarkan," ungkapnya.

Karena sikap Mul itu, HB mengakui jadi kurang peduli terhadap segala masalah yang menimpa Mul dan keluarganya.

Terkait Mul, Ketua RT Kelurahan Bukit Apit Puhun Kota Bukittinggi, Febrina mengakui tidak mengenal Mul, meski mertuanya tinggal di wilayahnya.

Menurutnya, Mul jarang pulang ke rumah mertuanya sehingga tidak mengenal Mul.

"Untuk memastikannya saya akan cek data dulu, apakah Mul ini sudah pindah KK (Kartu Keluarga) atau tidak. Yang saya tahu, di rumah mertuanya itu hanya ada mertua laki-laki dan mertua perempuan, serta beberapa anak kos. Memang rumah mertua Mul juga menampung anak kos," jelas Febrina.




Pewarta: Altas Maulana
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015