Masjid tersebut sudah barang tentu menjadi salah satu tujuan wisata syariah di Taiwan selatan ..."
Jakarta (ANTARA News) - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengapresiasi perjuangan para nelayan Indonesia selama bertahun-tahun yang pada akhirnya mampu membangun masjid di kawasan Pelabuhan Donggang, Taiwan selatan.

"Tentu kami juga merasa bersyukur atas perjuangan para nelayan kita yang pada akhirnya membuahkan hasil," kata Ketua PBNU Abdul Manan Ghani saat menerima sejumlah utusan dari Taiwan di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, PBNU secara rutin telah menerima laporan tentang perkembangan pengadaan masjid oleh para nelayan di Donggang, Pingtung County.

Bahkan, menurut dia, berbagai kendala yang dialami para nelayan, seperti persoalan administrasi kepemilikan lahan dan bangunan juga telah dilaporkan ke PBNU, baik melalui Pengurus Ranting NU Donggang maupun Pengurus Cabang Istimewa NU Taiwan.

"Alhamdulillah kalau sekarang mereka bisa mewujudkan keinginan yang diidam-idamkan selama bertahun-tahun tersebut," kata Ketua PBNU yang membidangi masjid dan dakwah itu.

Dia berharap keberadaan masjid tersebut bisa mempererat hubungan antara NU dengan Pemerintah Taiwan, serta bermanfaat bagi tenaga kerja Indonesia (TKI).

"Mudah-mudahan masjid tersebut juga menjadi wadah pembinaan para TKI di Taiwan, baik dalam bidang keagamaan, sosial, maupun ekonomi," katanya.

Direktur Pariwisata Islam Pro-Tour Taiwan Ishag Ma menambahkan bahwa masjid yang dibangun para nelayan melengkapi tujuan wisata muslim.

"Masjid tersebut sudah barang tentu menjadi salah satu tujuan wisata syariah di Taiwan selatan yang selama ini dikenal sebagai objek wisata kuliner ikan olahan," katanya, di sela-sela pertemuannya dengan jajaran PBNU.

Dengan adanya masjid di Donggang, menurut dia, maka terdapat dua masjid di Taiwan yang pembangunannya didanai oleh warga negara Indonesia. Sebelumnya ada Masjid At Taqwa di kawasan Dayuan, Taiwan, yang pembangunannya diprakarsai oleh seorang warga negara Taiwan beragama Islam dan dananya dihimpun dari para WNI.

Para nelayan tergabung dalam Forum Silaturahmi Pelaut Indonesia (FOSPI)membeli bangunan dua lantai seharga 5,6 juta dolar Taiwan (Rp2,35 miliar).

Bangunan yang dibeli dengan dana yang dihimpun dari para WNI di Taiwan itu difungsikan sebagai Masjid An Nur yang sebelumnya berlokasi di tempat penampungan nelayan. Penampungan yang selama ini dikontrak para nelayan dengan ongkos sewa 18.000 dolar Taiwan per bulan itu tidak jadi dijual oleh para pemiliknya.

Atas supervisi dari jajaran PCINU Taiwan dan pengurus Masjid At Taqwa, FOSPI membeli bangunan yang tidak jauh dari penampungan lama di pelabuhan perikanan terbesar di Taiwan selatan itu.

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016