Asahan, Sumut (ANTARA News) - Sebanyak 3.871 rumah warga di 11 Kecamatan di Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, terendam banjir dengan ketinggian air rata- rata mencapai 50 cm.

Dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Asahan, Kamis, menyatakan banjir terparah berada di Desa Silau Tua Kecamatan Tinggi Raja dan Desa Piasa Ulu Kecamatan Buntu Pane.

Rata-rata ketinggian air mencapai 50 cm hingga 60 cm, dampak banjir juga dirasakan oleh 3 sekolah dasar (SD) dan 5 kantor pemerintahan, ratusan hektar lahan pertanian, baik tanaman padi maupun palawija rusak akibat terdampak banjir.

Kemudian, bencana banjir juga menimbulkan kerugian infrastruktur, seperti jebolnya 8 tanggul, terputusnya beberapa jembatan, drainase, dan sejumlah ruas jalan yang yang terabrasi. Banjir juga mengakibatkan longsor dibeberapa wilayah Asahan.

"Kerugian materi akibat bencana banjir ditaksir sekitar Rp 47 miliar," kata Kepala BPBD Kabupaten Asahan, Syarifuddin Harahap melalui Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Asahan, Khaidir Sinaga.

Khaidir menjelaskan, bencana banjir akibat hujan yang terjadi di hulu sungai di Kabupaten Simalungun.

Setiap hari, curah hujan dengan intensitas bervariasi, ringan, sedang maupun tinggi menyebabkan debit air meningkat, diikuti dengan naiknya permukaan air sungai besar yaitu Sungai Aek Silau Piasa dan Sungai Piasa Ulu.

"Kondisi itu diperparah dengan rendahnya dinding sungai karena tidak mampu menampung tingginya debit air. Sehingga limpasan air meluap ke pemukiman warga dan jalan," terangnya.

Untuk mengatasi dampak banjir, menurut Khaidir, pihaknya telah menidirikan Posko Induk Tanggap Darurat di halaman Kantor BPBD di Kisaran.

Selain itu, sejumlah Posko Lapangan, meliputi Posko Kesehatan dan Dapur Umum telah didirikan guna membantu warga yang terdampak banjir, menyalurkan bantuan.

Pewarta: Juraidi dan Indra
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017