Denpasar (ANTARA News) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyatakan pengungsi di luar kawasan rawan bencana (KRB) akan dipulangkan setelah daerah berbahaya Gunung Agung diturunkan dari radius 8-10 kilometer menjadi 6 kilometer.

"Kami bersama Satgas Tanggap Darurat Penanganan Erupsi Gunung Agung terus melakukan koordinasi. Pendataan diperlukan untuk pemulangan pengungsi," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho saat dihubungi dari Denpasar, Kamis.

Pihaknya juga telah menyiapkan kendaraan untuk memfasilitasi pengungsi yang akan pulang termasuk logistik.

Berdasarkan analisis peta kawasan rawan bencana, Sutopo melanjutkan terdapat 12 desa yang masih harus dikosongkan di dalam radius 6 kilometer dari puncak kawah.

Dari 12 desa tersebut, lanjut dia, terdapat tujuh desa yang ada penduduknya dan lima desa yang tidak ada penduduknya di dalam radius 6 kilometer dari puncak kawah.

Sutopo mengungkapkan tujuh desa dengan 20 Banjar (dusun) yang penduduknya masih harus mengungsi yakni Desa Jungutan (Banjar Dinas Yeh Kori dan Banjar Desa Galih.

Desa Buana Giri (Banjar Dinas Tanah Aron, Banjar Dinas Bhuana Kerta, Banjar Dinas Kemoning dan Banjar Desa Nangka).

Kemudian Desa Sebudi yakni Banjar Dinas Sogra, Banjar Dinas Lebih, Banjar Dinas Badeg Dukuh dan Banjar Dinas Telung Buana.

Selanjutnya Desa Ban yakni Banjar Dinas Pengalusan, Banjar Dinas Cegi, Banjar Dinas Daya, Banjar Dinas Pucang, Banjar Dinas Belong, Banjar Dinas Bonyoh dan Banjar Dinas Cutcut.

Selain itu Desa Besakih yakni Banjar Dinas Temukus, Desa Datah di Banjar Dinas Kedampel dan Desa Baturinggit di Banjar Dinas Bantas.

Sutopo menyebutkan diperkirakan terdapat 17.115 jiwa masyarakat yang tinggal di tujuh desa dengan 20 banjar itu yang berada di dalam radius 6 kilometer dan masih harus mengungsi.

"Di luar radius 6 kilometer tersebut kondisinya aman, normal dan masyarakat dapat kembali ke rumah masing-masing. Saat ini sebagian pengungsi telah kembali ke rumah setelah mendapat informasi desanya aman," ucapnya.

Hingga Kamis (4/1) pagi jumlah pengungsi 70.610 jiwa yang tersebar di 240 titik pengungsian.

Pengungsi tersebut berada di tempat yang jauh dari desa asalnya yang terdapat di sembilan kabupaten/kota yaitu Kabupaten Buleleng (9.983 jiwa), Kabupaten Klungkung (10.964 jiwa), Karangasem (42.908 jiwa) dan Bangli (1.017 jiwa).

Selain itu di Kabupaten Tabanan (733 jiwa), Kota Denpasar (748 jiwa), Gianyar (3.507 jiwa), Badung (590 jiwa), dan Jembrana (9205 jiwa).

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan aktivitas vulkanik Gunung Agung masih cukup tinggi dan fluktuatif.

Hasil analisis data visual dan instrumental meliputi seismik, deformasi dan geokimia, menunjukkan bahwa saat ini Gunung Agung masih berada dalam fase erupsi.

Material erupsi berupa lava yang mengisi kawah, hembusan atau letusan abu dan lontaran batuan di sekitar kawah masih berpotensi terjadi.

Data deformasi dalam beberapa hari terakhir menunjukkan tren yang stagnan yang mengindikasikan belum ada peningkatan pada sumber tekanan yang signifikan.

Perkiraan potensi bahaya saat ini berupa lontaran batu pijar, pasir, kerikil, dan hujan abu pekat juga lahar hujan diperkirakan melanda area di dalam radius 6 kilometer dari kawah.

Berdasarkan pada analisis terkini tersebut maka PVMBG masih menetapkan status Gunung Agung Awas (level 4).

Namun daerah berbahaya diturunkan yang sebelumnya dalam radius 8-10 kilometer menjadi 6 kilometer terhitung mulai Kamis (4/1).

Artinya masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas apapun di dalam radius 6 kilometer dari puncak kawah Gunung Agung.

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018