Manado (ANTARA News) - Stok beras Perum Bulog Divre Sulawesi Utara (Sulut) ketahanan hingga enam bulan ke depan, sehingga mampu memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah tersebut.

"Stok beras Bulog Sulut hingga bulan Juli 2018," kata Plh Kepala Perum Bulog Divre Sulut Munafri Syamsudin di Manado, Kamis.

Munafri mengatakan stok beras yang cukup banyak ini mampu memenuhi kebutuhan beras masyarakat sejahtera (rastra), cadangan beras pemerintah (CBP) maupun operasi pasar.

Dia mengatakan stok beras Bulog tersebut sebagian besar dari daerah sentra produksi beras yakni Makassar kemudian ada juga dari serapan beras lokal.

"Jika stok mulai berkurang maka kami akan pasok lagi dari Makassar dan Pulau Jawa," katanya.

Sulut dan Gorontalo bukan daerah sentra produksi beras, sehingga jika terjadi kekurangan harus dipasok dari luar Sulut.

"Memang penyerapan beras di Sulut dan Gorontalo ada, tapi tidak banyak," ujarnya.

Ia menjelaskan pihaknya akan terus bekerja sama dengan mitra-mitra di kabupaten dan kota untuk melakukan sosialisasi dan edukasi agar masyarakat bisa menjual beras ke Bulog.

Tapi, lanjutnya, kendala di Sulut adalah harga jual petani ke pasar masih jauh lebih tinggi dibandingkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP).

Saat ini HPP sebesar Rp7.300 per kilogram, sedangkan harga di pasaran pada kisaran Rp10 ribu per kg.

Perum Bulog akan terus memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat dan penerima manfaat.

Pewarta: Nancy Lynda Tigauw
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018