Jakarta (ANTARA News) - Mantan Ketua DPR dari Partai Golkar, Setya Novanto, mengaku kesalahan terbesar dia di proyek KTP elektronik adalah terlampau suka membantu orang lain.

"Pendapat saya, keadaan ini sering terjadi karena orang minta tolong ke saya karena saya ini orang yang dari bawah dulu, saya pernah jadi pembantu, supir, terus saya sukses, dan kesuksesan saya rasa karena saya merasa karena dibantu orang jadi saya ingin selalu membantu kalau ada orang menghadapi masalah, ini kesalahan saya terbesar," kata Novanto, sambil terbata-bata, dalam sidang pemeriksaan terdakwa KTP elektronik,  di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis.

Sia menyampaikan permintaan maaf atas kesalahannya itu.

Ia bahkan mencontohkan pernah ada jenderal bintang dua yang datang ke rumahnya dan mengaku akan memberikan pekerjaan kepada seseorang karena seseorang itu mengaku dekat dengan Novanto.

Bukti kedekatan itu hanyalah dari foto bersama dengan Novanto.

"Wah betul ini pernah ke rumah saya, dia hanya minta foto, jadi dari foto saja bisa dijual untuk kepentingan proyek sehingga ini yang saya rasakan sehingga pekerjaan ini ternyata ada pekerjaan yang sangat besar," ucap dia.

Novanto mengaku para pengusaha yang terlibat dalam proyek KTP elekteonik, yaitu Direktur PT Quadra Solution, Anang Sudihardjo, dan pemilik OEM Investmen Pte.LTd dan Delta Energy Pte Lte, Made Oka Masagung, serta Direktur PT Sandipala Arthaputra, Paulus Tannos.

"Paulus Tanos menyampaikan ke saya bahwa dia akan membawa Oka Masagung, nah mereka sudah kenal sebelumnya, jadi bukan dikenalkan tapi justru Oka Masagung di situ pada pertemuan Oktober 2011, kalau saya baca September dia juga bertemu Anang. Andi yang menyampaikan, waktu Oka bertanya tidak pernah menyampaikan ke Andi karena sejujurnya belum disampaikan ke orang banyak menyangkut masalah uang," kata Novanto.

Sehingga dia pun mengaku tidak paham mengenai penerimaan uang sebesar 7 juta dolar Amerika Serikat.

"Saya tidak tahu sama sekali, angka 7 juta dolar AS saya tidak pernah saya dengar sama sekali," kata dia.

Pewarta: Desca Natalia
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018