Banda Aceh (ANTARA News) - Sedikitnya puluhan rumah masih terendam dengan perkiraan seratusan kepala keluarga terdampak banjir di hari kedua, akibat hujan deras di Aceh Singkil, Aceh, Selasa, (24/4) dini hari.

"Kondisi mutakhir hari ini, dua desa di tiga kecamatan masih terendam," terang petugas piket Pusat Pengendalian Operasional Penanggulangan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Singkil, Rosiana melalui telepon seluler dari Banda Aceh, Rabu.

Ia menjelaskan, kedua desa yang masih terendam air tersebut, yakni Desa Ketampang Indah da Desa Ujung Bawang di Kecamatan Singkil Utara.

Banjir yang terjadi di Ketampang Indah, rincinya, terjadi sejak kemarin. Tapi banjir mengenangi sebagian rumah penduduk di Ujung Bawang baru hari ini akibat hujan deras terus mengguyur.

Ia mengatakan, banjir merendam wilayah tiga kecamatan di Aceh Singkil, berangsur surut pada Selasa, (24/4) sore. Namun, air bah justeru terjadi di Singkil Utara pada saat tersebut

"Dari puluhan rumah yang terendam itu, ada satu unit rumah harus di buka karena tergerus air di Desa Telaga Bakti, Singkil Utara," terangnya.

Kemarin dilaporkan, ada enam desa di tiga kecamatan, yakni Gunung Meriah, Singkil Utara, dan Kota Baru mengalami terendam air hujan dengan ketinggian mencapai setengah meter.

Terdapat sedikitnya 62 unit rumah terendam di Gunung Meriah, 32 rumah diantaranya di Desa Sidorejo dan 30 rumah di Desa Gunung Lagan. Turut dilaporkan juga 77 kepala keluarga terdampak banjir di wilayah Aceh Singkil.

"Kita terus berkoordinasi dengan pihak camat, lalu menurunkan tim reaksi cepat ke lokasi banjir beserta dua unit perahu karet untuk melakukan evakuasi dan membantu penyebrangan," kata Rosiana.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) setempat, telah meminta masyarakat agar mewaspadai hujan lebat yang terjadi pada sejumlah wilayah di Aceh.

"Pekan ini, kemungkinan besar terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dan petir," ucap Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Blang Bintang, Aceh, Zakaria Ahmad.

Ia mengaku, pertumbuhan awan-awan konvektif sangat cepat terjadi, terutama di wilayah udara daratan di provinsi paling Barat di Indonesia tersebut.

Dampaknya yang ditimbulkan, yakni berpotensi hujan. Akan tetapi tidak disertai dengan angin kencang dengan suhu udara di siang hari maksimal rata-rata 31 derajat Celcius.

Hujan dan petir ini, akibat munculnya angin Monsun dari Australia dengan tekanan rendah memasuki wilayah Aceh, sebagai pertanda akan tibanya musim kemarau, terang Zakaria.

Pewarta: Muhammad Said
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018