Bandung (ANTARA News) - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menargetkan dalam jangka waktu dua tahun program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Citarum Harum siap membuat bersih Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum.

"Targetnya dalam dua tahun harus ada perubahan yang signifikan, misalnya dari sisi air harus sudah jernih dan bebas dari limbah. Kemudian masyarakat dari sisi ekonominya ada perbaikan, tingkat kesehatan main baik, juga pendidikan lebih baik lagi," ujar Menristekdikti usai peluncuran KKN Tematik Citarum Harum di Universitas Padjajaran, Bandung, Jawa Barat, Kamis.

KKN Citarum Harum merupakan salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan Sungai Citarum yang merupakan salah satu sungai terkotor di Tanah Air. Permasalahan yang terjadi pada aliran sungai sepanjang 297 kilo meter tersebut sangat kompleks mulai dari pencemaran, masyarakat yang tinggal di sepanjang aliran sungai hingga kondisi lingkungan yang terus-menerus mengalami degradasi.

Baca juga: Baku mutu air Citarum sangat buruk
Baca juga: 43 perusahaan pencemar Citarum dikenai sanksi


Nasir mengatakan KKN tersebut melibatkan seluruh perguruan tinggi se-Jawa Barat dan DKI Jakarta.

"Kami sudah koordinasikan program ini kepada seluruh rektor perguruan tinggi negeri dan swasta se Jawa Barat dan DKI Jakarta. Kami bagi dalam kapling-kapling mulai hulu, tengah dan hilir. Nanti dikelompokkan sesuai wilayah masing-masing dan perguruan tinggi harus mencari solusi terhadap permasalahan yang ada," papar dia.

KKN tersebut akan berlangsung dalam jangka waktu satu hingga dua bulan dan bergantian antarperguruan tinggi.

"Juga akan ada pendampingan serta edukasi kepada masyarakat, dan inovasi dari perguruan tinggi juga harus diimplementasikan ke masyarakat. Dan, yang tak kalah penting bagaimana agar ekonomi masyarakat bisa turut meningkat. Jadi jangan masyarakat tergantung pada memanfaatkan sampah itu tapi upaya lain agar ekonominya membaik."

Untuk anggarannya, sambung dia, diserahkan ke masing-masing perguruan tinggi sehingga tidak lagi bergantung pada pusat.

"Saat ini yang terlibat saat ini baru 250 mahasiswa, nanti kedepan kami mentargetkan 250 mahasiswa setiap dua bulan, berarti kalo enam bulan sekitar 1500 mahasiswa, ini tidak boleh berhenti. Mereka akan disebar dari hulu sampai ke hilir. Nanti akan ada tanggung jawab masing-masing perguruan tinggi sesuai bagian yang disediakan," papar Mantan Rektor Terpilih Universitas Diponegoro itu.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan, berharap perguruan tinggi bisa melahirkan inovasi untuk memperbaiki sungai tersebut.

"Apalagi sungai ini memiliki dampak yang besar , yaitu mempengaruhi kelahiran bayi- menjadi bayi "stunting" atau kerdil, karena kualitas airnya jelek. Nanti kami juga akan menemui langsung perusahaan-perusahaan di sekitar aliran sungai Citarum, jumlahnya sekitar 3200 perusahaan. Untuk memberikan pemberitahuan kepada mereka tentang bagaimana bahayanya ini, " kata Luhut.

Luhut juga berharap perusahan-peeusahaan tersebut memiliki Instalasi Pengolahan Air limbah (IPAL) sendiri sehingga limbahnya tidak dibuang ke sungai.

Baca juga: Presiden bentuk tim pengendalian pencemaran Citarum

Pewarta: Indriani
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018