PBB, New York (ANTARA News) - Seorang pejabat senior Palestina pada Rabu (16/5) mengecam pidato Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley sehari sebelumnya sebagai sama sekali tak berkaitan dengan kenyataan.

"Jika provokasi tertinggi untuk menarik Yerusalem dari jantung Palestina ... jika itu bukan penyebab protes, akan kah rakyat Palestina menyaksikah akhir dari setiap peluang bagi perdamaian?" demikian pertanyaan Hanan Ashrawi, pejabat senior Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).

Pada Senin (14/5), ribuan orang Palestina ikut dalam demonstrasi di Jalur Gaza untuk memprotes pemindahan kedutaan besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem. Sedikitnya 61 pemrotes tewas dalam bentrokan dengan pasukan Israel.

Dalam pertemuan darurat Dewan Keamanan (DK) PBB pada Selasa guna membahas masalah tersebut, Haley mengatakan, "Mereka yang menyatakan kerusuhan di Jalur Gaza memiliki hubungan dengan pemindahan kedutaan besar Amerika benar-benar keliru. Sebenarnya, kerusuhan itu berpangkal dari mereka yang menolak keberadaan negara Israel di tempat mana pun." Ia merujuk kepada hasutan oleh HAMAS, yang menguasai Jalur Gaza.

"Untuk menyatakan protes tersebut tak memiliki hubungan dengan keputusan Amerika (untuk memindahkan kedutaan besarnya) berarti bahwa tak ada hubungan sama sekali dengan kenyataan," kata Ashrawi, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis pagi. Ashrawi memimpin Departemen Penerangan dan Kebudayaan PLO.

Selain itu, wanita pejabat Palestina itu menuduh Israel dan Amerika terus-menerus menuding HAMAS sebagai kambing hitam bagi kematian orang Palestina di tangan militer Israel. Ashrawi mengatakan protes Palestina adalah tindakan "akar rumput" dan spontan dan mereka bukan rakyat "tombol yang ditekan" yang bertindak atas nama HAMAS.

Sejak 6 Desember, ketika Presiden AS Donald Trump mengumumkan keputusannya untuk memindahkan kedutaan besar AS, sebanyak 155 orang Palestina telah tewas dan 12.000 orang lagi cedera dalam protes itu oleh tindakan pasukan Israel, katanya.

Ashrawi juga mengatakan pembantaian warga sipil Palestina di Jalur Gaza akan mengarah kepada kehancuran peluang perdamaian di Timur Tengah.

Ashrawi juga mengatakan kepada wartawan pembantaian tersebut akan mengarah kepada "terhapusnya AS sebagai penengah perdamaian yang adil dan kemampuannya untuk memainkan peran apa pun".

Ia menyatakan Amerika Serikat "menjadi terlibat" dengan Israel dalam pendudukan itu sendiri, dan menambahkan pencaplokan secara tidak sah wilayah Palestina adalah kejahatan perang dan melanggar resolusi terkait Dewan Keamanan PBB.

Ashrawi menekankan pembunuhan warga sipil "bukan tanggung-jawab pemimpin partai politik mana pun". "Mereka memprotes tindakan Amerika mengenai Jerusalem," katanya.

"Mereka menuntut hak mereka untuk pulang berdasarkan hukum internasional bagi pengungsi," katanya. Ia menambahkan mereka menuntut pencabutan blokade kejam atas Jalur Gaza sehingga mereka dapat "menjalani hidup normal secara minimum sekalipun di bawah pendudukan".

Baca juga: AS ancam sanksi baru, Rusia ancam membalas

Pewarta: Chaidar Abdullah
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018