Solo (ANTARA News) - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Surakarta Kiai Haji Subari meminta semua pihak dapat menahan diri terkait aksi oknum anggota Banser Garut Jawa Barat yang membakar bendera tauhid.

"Kami minta semua pihak bisa menahan diri karena jika sampai berbenturan yang rugi kita sendiri, bukan hanya umat Islam saja, tetapi juga masyarakat lainnya," kata Subari di Solo,Jawa Tengah,  Kamis.

MUI Surakarta menilai aksi pembakaran bendera secara hukum diserahkan ke pihak kepolisian. Namun, pelaku aksi pembakaran bendera itu harus menyadari, mengakui kesalahannya dan meminta maaf kepada umat Islam.

Menurut Subari yang dilakukan oleh oknum anggota Banser tersebut bagaimanapun sebagai kesalahan. Bahkan, video atau gambar tersebut sudah tersebar melalui media sosial hingga ke luar negeri.

Oleh karena itu, kata dia, mereka harus mengakui dan meminta maaf kepada umat Islam meski tidak disengaja melecehkan adanya kalimat tauhid.

"Semua pihak agar mengendalikan diri dan tidak mudah terprovokasi. Jika sampai terprovokasi yang senang adalah pihak yang melakukan provokasi," katanya.

Selain itu, pihaknya meminta pelaku aksi pembakaran dengan segala kerendahan hati meminta maaf. Mereka harus menyadari itu dan meminta maaf agar suasana menjadi santai.

Menurut dia, pihaknya juga meminta jangan mudah diadu domba karena yang rugi adalah umat Islam. Jika mudah terprovokasi membuat umat terpecah belah. Karena mereka memiliki tujuan agar terjadi keributan atau perpecahan di antara teman-teman umat Islam.

"Proses hukum tetap dijalankan, dan meminta masyarakat untuk mempercayakan kejadian itu kepada aparat keamanan yang berwewenang. Kita harus menyadari tetap menjaga keutuhan NKRI," katanya.

Baca juga: PBNU berharap pembakaran bendera jadi pelajaran bersama
Baca juga: Polisi tahan pembawa bendera dalam kasus pembakaran bendera
Baca juga: Hidayat: Kasus pembakaran bendera jangan diperlebar

Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018