Jakarta (ANTARA News) - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengutuk teror yang menewaskan 31 orang pekerja pembangunan jalan di Kabupaten Nduga, Provinsi Papua.

"Aksi-aksi terorisme, di mana 31 warga sipil yang sedang bekerja untuk meningkatkan kesejahteraan Papua, justru menjadi korban. Sebuah kebiadaban, kami mengutuk peristiwa itu," kata Moeldoko saat pertemuan di Bina Graha, Jakarta pada Rabu pagi.

Menurut Moeldoko, aksi kekerasan itu diduga dilakukan tidak hanya oleh kelompok kriminal bersenjata, tetapi juga oleh Organisasi Papua Merdeka.

Moeldoko menilai masyarakat perlu terbuka dalam memandang upaya pengamanan.

Untuk memberikan pengamanan kepada masyarakat Papua dan pekerja pembangunan, pemerintah telah menugaskan 150 personel gabungan TNI dan Polri.

Dia mengatakan seluruh personel TNI dan Polri tetap harus bekerja secara profesional dan tidak terpancing.

"Harus tunjukkan sikap prajurit atau bhayangkara yang beradab, menjaga sebaik-baiknya," ujar mantan Panglima TNI itu.

Moeldoko mengatakan pembangunan di wilayah Papua juga harus terus berjalan sesuai program pemerintah.

Aparat keamanan, tegas Moeldoko, akan memberikan pengawalan kepada perusahaan maupun BUMN yang sedang melakukan pekerjaan pembangunan di wilayah Papua.

Sebelumnya terdapat laporan tentang pembunuhan terhadap sekitar 24 pekerja PT Istaka disekitar Kali Yigi dan Kali Aurak, Distrik Yall yang diduga dilakukan oleh KKB pada Minggu (2/12). 

Baca juga: Puluhan keluarga korban penembakan datangi Kodim 1702/Jayawijaya

Baca juga: TNI kejar pelaku penembakan puluhan pekerja di Nduga

Baca juga: Kodam Cenderawasih masih cari informasi soal anggota TNI gugur di Nduga

Baca juga: TNI dan Polri dikerahkan untuk evakuasi korban KKB

Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018