Jakarta (ANTARA News) - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menegaskan pembangunan di wilayah Papua akan terus berlangsung.

"Pembangunan harus tetap berjalan. Pemerintah Jokowi yang ingin memeratakan pembangunan tidak mengenal situasi. Untuk itu, walaupun diganggu, pemerintah tetap jalan, karena ini kebutuhan masyarakat Papua," kata Moeldoko di Bina Graha, Jakarta, Rabu.

Menurut Moeldoko, pembunuhan terhadap 24 pekerja pembangunan jembatan di sekitar Kali Yigi dan Kali Aurak, Distrik Yall amat biadab.

Pemerintah membangun Papua bertujuan untuk menyejahterakan masyarakat Papua.

"Apa yang dilakukan rekan-rekan ini, membangun jalan 278 kilometer untuk membuka jalan Wamena, ke Agats. Karena Nduga daerah yang cukup tertinggal, terbelakang, terisolasi, dan relatif tidak aman, diharapkan dengan jalan ini, komunikasi baik, barang tidak mahal, dan sebagainya," kata Moeldoko.

Aparat keamanan pun dikerahkan untuk mengawal proses pembangunan di Papua, jelas Moeldoko.

Mantan Panglima TNI itu juga mengimbau kepada sejumlah aktivis HAM untuk menilai upaya pengamanan secara berimbang.

"Buka isu ini dengan mata yang terbuka, bukan mata yang sebelah. Karena 31 masyarakat sipil dengan batas kemampuan mereka, ingin ikut mensejahterakan Papua, tapi menjadi korban peristiwa tak beradab," tegas Moeldoko.

Sebelumnya terdapat laporan tentang pembunuhan terhadap sekitar 24 pekerja PT Istaka disekitar Kali Yigi dan Kali Aurak, Distrik Yall yang diduga dilakukan oleh KKB pada Minggu (2/12).

Aparat keamanan terus berupaya menjaga keamanan dan kondisi di Papua.

Selain menewaskan pekerja pembangunan, kelompok kriminal bersenjata juga dilaporkan menyerang Pos TNI Mbua, Kabupaten Nduga, Papua, pada Senin (3/12) sekitar jam 18.30 WIT. Satu anggota TNI dari Yonif 755 Kostrad dilaporkan gugur akibat serangan tersebut.

Baca juga: Personil gabungan TNI-Polri kejar pelaku penembakan di Nduga

Baca juga: Ketua DPR minta tindakan preventif terhadap kasus Papua

Baca juga: Kodam XVII Cenderawasih tambah personel dikirim ke Nduga

Baca juga: KSP kutuk teror terhadap pekerja pembangunan Papua


 

Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018