Dampaknya sangat besar. Pertama bencana gempa (Lombok dan Sulteng), disusul pesawat jatuh (Lion Air JT610 di Karawang). Ini ada satu lagi isu 'zero dollar tour'."
Beijing (ANTARA News) - Tiga toko yang menjual suvenir kepada wisatawan China di Bali diizinkan beroperasi kembali setelah sempat ditutup sejak Oktober lalu karena perizinan.

"Sekitar 25 toko yang menjual suvenir ke wisatawan China memang ditutup. Tapi kemarin sudah ada tiga yang buka lagi. Mudah-mudahan tahun depan semuannya sudah bisa buka lagi," kata Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam acara temu agen pariwisata di Wisma Duta KBRI Beijing, Kamis.

Sebelumnya, Jacky Wang dari agen perjalanan pariwisata PT Lebali International Tour, mempertanyakan polemik penutupan toko China di Bali yang dikenal dengan istilah "zero dollar tour" itu.

"Akibat kejadian itu, kami sudah tidak bisa lagi memberangkatkan wisatawan ke Bali," ujarnya dalam sesi tanya jawab acara tersebut.

Menpar mengakui isu tersebut mengakibatkan jumlah kunjungan wisatawan China ke Indonesia, khususnya Bali, berkurang secara signifikan.

Pada tahun ini Kemenpar menargetkan 3,5 juta kunjungan wisatawan asal China ke Indonesia.

Namun realisasi pencapaiannya meleset karena hanya berhasil mendatangkan 2,6 juta wisatawan China.

"Dampaknya sangat besar. Pertama bencana gempa (Lombok dan Sulteng), disusul pesawat jatuh (Lion Air JT610 di Karawang). Ini ada satu lagi isu 'zero dollar tour'," ujar Arief menyebutkan ketiga faktor yang menurunkan jumlah kunjungan wisatawan asing sepanjang tahun ini.

Oleh sebab itu, dia mengajak semua pihak, baik pemerintah daerah maupun sektor industri pariwisata, tidak membuat keadaan makin gaduh.

"Pariwisata itu tidak boleh gaduh. Kalau sudah gaduh, mau berdebat kayak apa pun, kenyataannya kunjungan wisatawan berkurang. Kalau tidak percaya, tanya sama Garuda," kata Menpar.

Pihaknya menyatakan setuju penertiban perizinan, bahkan dia juga mendorong toko-toko yang menjual suvenir kepada wisatawan China itu menyelesaikan persoalan legalitas.

"Tapi kalau kasus itu dipicu oleh persaingan, maka kita akan bersatu karena memang ada pihak yang tidak senang kalau Indonesia itu maju," ujarnya menambahkan.

Dalam kesempatan tersebut, Menpar menjamin bahwa kasus penutupan toko China itu akan selesai dan berharap wisatawan China bisa kembali berlibur di Bali.

Direktur Pemasaran Internasional China Raya Kemenpar RI Vinsensius Jemadu menyebutkan bahwa ketiga toko itu adalah Ondes, Mahkota, dan Karimata.

Ketiga toko itu khusus menjual suvenir kepada wisatawan asal China yang berlibur di Bali.

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018