Jakarta (ANTARA) - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir membahas pengembangan universitas siber dengan Pemerintah dan Perguruan Tinggi Korea Selatan dalam kunjungan kerja ke Seoul. 

Keterangan tertulis Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristedikti) yang diterima di Jakarta, Jumat, menyebutkan Nasir melakukan visitasi ke Hankuk University for Foreign Studies (HUFS) dan Cyber Hankuk University for Foreign Studies (CUFS) yang telah bekerja sama dengan universitas di Indonesia beberapa tahun sebelumnya. 

Dalam diskusi antara President HUFS Kim In Chul dan Nasir, disebutkan dukungan Kemristedikti atas  kerja sama Korea Selatan dan Indonesia untuk pengembangan universitas siber.

Topik diskusi mencakup etika, jumlah mahasiswa universitas siber, akreditasi dari program-program universitas siber, komposisi atau prosentase dosen, mekanisme dan infrastruktur HUFS dan CUFS.

Sedangkan dalam pertemuan dengan Wakil Perdana Menteri dan Menteri Pendidikan Korea Selatan YM Yoo Eun Hae, Nasir mendiskusikan rencana kerja sama pendidikan tinggi kedua negara pada umumnya, di mana di dalamnya ada mobility program termasuk pertukaran mahasiswa atau mahasiswi, dosen, peneliti, profesor, beasiswa untuk Master dan Doktor, serta program capacity building lainnya.

Nasir mengatakan ketertarikan untuk bekerja sama bersama Korea Selatan dalam rangka meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) Indonesia.

Dengan penerapan universitas siber di Indonesia diharapkan APK ini dapat meningkat, karena Korea Selatan mengatakan saat ini ada 21 universitas siber di sana dan telah terbukti dapat menaikkan jumlah APK di negaranya.

Terhadap perjanjian kerja sama bidang pendidikan tinggi antara kedua negara, YM Yoo Eun Hae mengatakan pihaknya menyampaikan apresiasi atas draft pertama dari pihak Indonesia, saat ini tengah dipelajari dan akan secepatnya difinalisasi sehingga kedua negara mempunyai payung kerja sama  di bidang pendidikan tinggi.

Selanjutnya Nasir melakukan pertemuan dengan beberapa investor Korea Selatan yang telah dan akan memberikan kontribusi dalam rencana pengembangan universitas siber di Indonesia.


Kerja sama iptek

Nasir mengatakan Indonesia dan Korea Selatan telah menandatangani kerja sama ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) pada 2009. Dirinya merasa MoU kerja sama iptek tersebut perlu untuk diperbaharui. 

Dalam pertemuan dengan Wakil Menteri Pertama di Kementerian Iptek, Teknologi Informasi dan Komunikasi Korea Selatan YM Mun Mi-Ock, Nasir mengatakan dirinya telah tiga kali melakukan kunjungan kerja ke Korea Selatan, di mana dua kunjungan sebelumnya dalam rangka mewakili Indonesia di forum regional ASEAN COSTI +3 (Korea Selatan, Jepang, dan RRT) Ministerial Meeting on Science and Technology dan pertemuan ke-6 Asian European Ministerial Meeting on Education (ASEMME 6).

Ia meyakini bahwa ke depan Indonesia dan Korea Selatan dapat mengembangkan kerja sama bilateral dalam pengembangan Science and Technology Park (STP), riset bersama dengan tematik program yang akan disepakati kemudian.

Sementara itu, YM Mun Mi-Ock menyambut baik ide untuk meningkatkan kerja sama bilateral iptek antara dua negara dan berjanji akan menyelesaikan perjanjian kerja sama bilateral tersebut secepatnya.
 

Baca juga: Pemerintah godok regulasi insentif pajak untuk riset industri
Baca juga: Menristekdikti minta peneliti tingkatkan kuantitas dan kualitas riset
Baca juga: Menristekdikti: perguruan tinggi jangan merasa "jago kandang"

 

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019