Padang, (ANTARA) - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI membahas konsep Indopasific dengan melibatkan pakar dari berbagai bidang baik dari luar dan dalam negeri di Universitas Negeri Padang (UNP) Sumatera Barat.

Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Luar Negeri Kementerian Luar Negeri Siswo Pramono di Padang, Senin mengatakan kegiatan ini nantinya bertujuan untuk memberikan masukan dalam rapat antar-Menteri Luar Negeri di kawasan Samudra Hindia dan Samudra Pasifik yang diadakan di Jakarta pada 20 Maret nanti.

Dirinya mengatakan seluruh potensi politik luar negeri akan dibawa ke berbagai daerah di Indonesia tujuannya untuk mengenali potensi Indo-Pasific yaitu negara-negara yang berada di kawasan Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.

“Yang menjadi topik pembahasan para ahli adalah membangun koneksi yang ada di Samudra Hindia dan Samudra Pasifik dari berbagai sisi mulai dari pembangunan infrastruktur, pembiayaan project, dan lainnya,” katanya.

Menurut dia seminar ini mengangkat tema Indo-Pasific Connectivity Outlook yang bertujuan untuk mendorong Indonesia menjadi poros maritim dan memanfaatkan situasi yang berada di tengah Samudera Hindia dan Samudera Pasifik sebagai tempat lewatnya lalu lintas barang.

“Kita juga membahas pembangunan infrastruktur seperti pelabuhan untuk menunjang konsep tersebut dan potensi lalu lintas barang di Indonesia hingga 10 tahun ke depan,” katanya.

Menurut dia, UNP saat ini juga memiliki Pusat Kajian Indo-Pasific yang diisi oleh pakar dari berbagai bidang keilmuan yang mengetahui konsep yang cocok untuk Sumatera Barat.

“Dalam hal ini pergerakan ekonomi muncul dari daerah dan konsep itu tentu muncul dari pakar dari Sumbar yang lebih mengetahui konsep yang cocok untuk Sumbar. Seluruh rekomendasi nantinya diharapkan untuk menyejahterakan masyarakat Indonesia,” katanya.

Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mengatakan pembicaraan konsep pembangunan koneksi antara negara di Indopasifik  ditujukan untuk kemajuan bangsa, dan Sumbar tentu mendapatkan dampak dari hal tersebut.

Seminar ini diisi ilmuwan dari 11 negara sehingga dapat memberikan peningkatan wawasan dan ajang berbagi ilmu dari berbagai bidang untuk meningkatkan hubungan luar negeri Indonesia, kata dia.


Baca juga: Sekjen: Keamanan maritim jadi salah satu fokus kerja sama IORA
 

Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019