Jakarta (ANTARA) - Program Tagana Masuk Sekolah (TMS) menjadi salah satu upaya pemerintah melalui Kementerian Sosial untuk menyiapkan generasi yang sadar dan siap siaga terhadap bencana sejak dini.

"Program Tagana Masuk Sekolah sudah dilaksanakan di seluruh provinsi," kata Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kementerian Sosial Margowiyono yang dihubungi di Jakarta, Kamis.

Program yang dimulai di Pandeglang Banten pada awal 2019 tersebut mulai menjadi gerakan nasional untuk menyiapkan dan meningkatkan kesadaran terhadap ancaman bencana.

Para Taruna Siaga Bencana (Tagana) masuk ke sekolah-sekolah dan mengajarkan berbagai materi pengetahuan terkait bencana.

Materi yang diberikan beragam dengan materi dasar upaya Pengurangan Risiko Bencana (PRB), Logistik dan Shelter.

Target dari program tersebut, kata Margowiyono adalah peserta yang merupakan pelajar mempunyai pengetahuan tentang bencana, potensi dan upaya pengurangan risiko bencana pada tingkatan yg paling sederhana sehingga mereka mampu menyelamatkan diri sendiri dan evakuasi sederhana bila terjadi bencana.

Lebih lanjut dia mengatakan, masyarakat harus siap dalam menghadapi bencana. Pasalnya Indonesia dilewati oleh jalur cincin api sehingga ada daerah-daerah yang rawan terhadap gempa, rawan banjir, rawan longsor, ada daerah juga yang rawan terhadap tsunami, dan bencana-bencana yang lainnya.

"Tidak ada yang tahu kapan bencana datang, namun dengan pengetahuan mitigasi bencana diharapkan dapat membangun masyarakat tanggap bencana. Salah satu edukasinya melalui Tagana Masuk Sekolah ini," katanya.
 

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019