Kami terus mengoptimalkan bantuan logistik agar warga korban bencana tidak mengalami kerawanan pangan
Lebak (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Banten, mengingatkan masyarakat setempat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap banjir bandang dan tanah longsor, guna mengurangi risiko jatuhnya korban bencana alam.

"Peringatan kewaspadaan itu sehubungan cuaca buruk masih berpeluang dengan ditandai hujan deras dan angin kencang serta sambaran petir," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak Kaprawi di Lebak, Minggu.

Masyarakat Kabupaten Lebak, khususnya yang tinggal di bantaran sungai, rentan sebagai korban banjir bandang dan tanah longsor. Banjir bandang belum lama ini menimpa warga di empat kecamatan, akibat luapan sejumlah sungai di daerah itu.

Keempat kecamatan itu, yakni Sobang, Muncang, Sajira, dan Cimarga. Bencana tersebut tidak menimbulkan korban jiwa.

Namun, BPBD mencatat 56 rumah, dua pondok pesantren, dan satu majelis taklim mengalami kerusakan berat, sedangkan dua jembatan putus dan ratusan jiwa terpaksa mengungsi ke rumah kerabat yang selamat dari bencana alam tersebut.

"Kami terus mengoptimalkan bantuan logistik agar warga korban bencana tidak mengalami kerawanan pangan," katanya.

Pihaknya hingga kini menerima laporan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) tentang potensi cuaca buruk yang masih melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Lebak.

Selama ini, wilayah Kabupaten Lebak masuk kategori daerah langganan banjir dan longsor karena terdapat aliran sungai, perbukitan, dan pegunungan.
Apabila, curah hujan tinggi dipastikan sejumlah sungai meluap, mengakibatkan banjir menerjang permukiman warga di bantaran sungai.

Curah hujan cukup tinggi juga mengakibatkan pergerakan tanah dan menimbulkan longsor, terutama warga yang tinggal di perbukitan dan pegunungan.

BPBD mengeluarkan surat peringatan dini agar masyarakat mewaspadai bencana alam tersebut.

"Peringatan dini disampaikan kepada aparat kecamatan, desa, kelurahan, dan relawan agar meningkatkan waspada bencana alam," katanya.

Sekretaris Desa Sindang Sari, Amirudin, mengatakan banjir menerjang permukiman di wilayah setempat. Saat bencana datang, sempat terdengar gemuruh dan tiba-tiba air Sungai Cilaki meluap dan menerjang rumah warga.

Padahal, kata dia, bencana alam yang menimpa warga setempat itu tidak ditandai hujan dan angin kencang.

"Kami mencatat puluhan rumah mengalami kerusakan akibat banjir bandang," katanya.
 

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019