Penyerapan beras lokal oleh Perum Bulog Divre Sulawesi Utara Gorontalo (Sulutgo) tahun 2019, telah mencapai 54,84 persen.

"Realisasi ini memang tidak sesuai dengan target, karena kondisi di SulutGo yang bukan daerah produksi beras," kata Kepala Perum Bulog Divre Sulut Eko Hari Kuncahyo di Manado, Selasa.

Dia mengatakan realisasi Penyerapan Beras Dalam Negeri (DN) Tahun 2019 sebesar 2.331 ton atau 54,84 persen dari target sebesar 4.252 ton.

Dia mengatakan jika dibandingkan dengan tahun 2018, penyerapan Beras DN tahun 2019 mengalami kenaikan sebesar 127,01 persen dari realisasi penyerapan tahun 2018 sebesar 1.027 ton.

Adapun harga beli gabah sesuai Inpres Nomor 5 Tahun 2015 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah, disebutkan untuk harga pembelian Gabah Kering Panen (GKP) dalam negeri dengan kadar air maksimum 25 persen dan kadar hampa maksimum 10 persen adalah Rp 3.700 per kg di petani, atau Rp 3.750 per kg di penggilingan.

Namun, pemerintah kemudian mengeluarkan kebijakan untuk menambah HPP sebesar 10 persen untuk masing-masing kondisi gabah. Dengan demikian, HPP GKP saat ini menjadi Rp 4.070 per kg, HPP GKG menjadi Rp 5.115 per kg dan beras Rp 8.030 per kg.

Serapan beras Bulog Sulutgo hingga Juni 2018 masih sangat minim, karena harga jual petani yang lebih tinggi dari Harga Pembelian Pemerintah (HPP).

"Kami tidak bisa memaksa petani menjual ke Bulog, karena harga jual di pasar masih lebih tinggi yakni di kisaran Rp9 ribu hingga Rp10 ribu per kilogram," katanya.

Eko mengatakan sedangkan HPP pemerintah hanya sebesar Rp7.300 per kilogram. Jadi, petani dan pengusaha di penggilingan masih enggan menjual beras ke Bulog.

Namun, katanya, Bulog terus melakukan serapan beras lokal dan bekerja sama dengan para gapoktan, Dinas Pertanian, TNI maupun mitra lainnya.

Apalagi, katanya, Sulut dan Gorontalo bukan daerah sentra produksi gabah sehingga Bulog agak kesulitan menyerap beras petani lokal.

"Harus diakui beras produksi petani di Sulut dan Gorontalo yakni jenis premium sehingga lebih mahal," jelasnya.

Dia menjelaskan namun masyarakat tidak perlu khawatir karena stok beras Sulut cukup banyak dan mampu memenuhi kebutuhan di daerah tersebut.

Stok beras Bulog Sulut saat ini, katanya, hingga 2021 atau dengan ketahanan 15 bulan ke depan yang tersebar di gudang Bitung, Kotamobagu dan kepulauan.
 

Pewarta: Nancy Lynda Tigauw

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2020