New York (ANTARA News) - Google membutuhkan waktu hampir tiga tahun
untuk mengungkap informasi mengenai email WikiLeaks dan data digital
lainnya milik tiga staf WikiLeaks kepada pemerintahan Amerika Serikat,
di bawah surat perintah penggeledahan rahasia yang dikeluarkan oleh
hakim federal.
WikiLeaks menulis kepada eksekutif Google, Eric Schmidt, memprotes bahwa Google telah mengungkap data mereka mulai Maret 2012 pada bulan lalu.
Dalam surat tersebut, seperti dilansir The Guardian, Minggu, WikiLeaks mengatakan "terkejut dan terganggu".
Surat yang ditulis oleh pengacara WikiLeaks di New York, Michael Ratner dari Pusat Hak Konstitusi, meminta Google untuk membuat daftar semua bahan yang diberikan kepada FBI.
Ratner juga menanyakan apakah perusahaan yang berbasis di California tersebut melakukan sesuatu untuk menantang surat perintah dan apakah telah memiliki data lebih lanjut yang belum diungkapkan.
Google mengungkap WikiLeaks pada malam Natal, bahwa mereka telah menanggapi perintah Departemen Kehakiman untuk menyerahkan semua data digital termasuk semua email dan alamat IP yang berhubungan dengan tiga staf WikiLeaks.
Subyek surat perintah tersebut adalah investigasi editor WikiLeaks asal Inggris Sarah Harrison, juru bicara WikiLeaks Kristinn Hrafnsson dan Joseph Farrell, salah satu editor senior.
Ketika investigasi staf WikiLeaks bulan lalu terungkap, Google tidak dapat mengatakan apa-apa mengenai investigasi tersebut karena perintah telah diberlakukan. Namun, Google mengatakan perintah tersebut akan dicabut, meskipun tidak menyebutkan kapan.
Harrison, yang juga mengepalai Courage Foundation, mengaku tertekan oleh tindakan pemerintah yang mendapatkan akses ke email pribadinya.
"Mengetahui bahwa FBI membaca kata-kata yang saya tulis untuk menghibur ibu saya atas kematian anggota keluarga membuat saya merasa sakit," katanya.
Ia menuduh Google membantu menyembunyikan pemerintah Amerika Serikat atas "invasi privasi" ke alamat email pribadinya.
"Baik Google maupun pemerintah Amerika Serikat menegakkan hukum atau menerapkan retorika mereka sendiri dalam privasi atau perlindungan pers", ujarnya.
Pengadilan memerintahkan untuk "melemparkan jaring data" yang begitu luas untuk menjerat hampir semua komunikasi digital yang berasal dari atau yang dikirim ke tiga staf WikiLeaks tersebut.
Google diperintahkan untuk menyerahkan isi semua email mereka, termasuk yang dikirim dan diterima, semua draft email, email yang dihapus, sumber dan tujuan alamat masing-masing email, tanggal dan waktu, hingga ukuran dan panjang juga dimasukkan dalam investigasi tersebut.
FBI juga meminta semua catatan yang berhubungan dengan akun internet yang digunakan oleh tiga staf, termasuk nomor telepon dan alamat IP, rincian waktu dan durasi aktivitas online mereka, dan alamat email alternatif. Bahkan nomor kartu kredit atau rekening bank yang terkait dengan akun juga diungkap.
Alexander Abdo, staf pengacara dan ahli privasi di American Civil Liberties Union, mengatakan surat perintah itu menangkap semua kata-kata mereka.
"Ini pada dasarnya seperti 'Serahkan apa pun yang Anda punya tentang orang ini'," katanya.
"Hal itu mengganggu karena sulit untuk membedakan apa yang WikiLeaks lakukan secara rahasia dari kegiatan sehari-hari," lanjutnya.
Google belum mengungkapkan secara tepat dokumen mana yang diserahkan sebelum batas waktu April 2012, namun ia mengatakan bahwa yang dilakukan kepada tiga staf WikiLeaks merupakan "dokumen responsif sesuai dengan Electronic Communications Privacy Act".
Google mengatakan kepada Guardian tidak memasukkan kasus-kasus individu, untuk "membantu melindungi semua pengguna kami". Juru bicara perusahaan tersebut mengatakan "Kami mengikuti hukum seperti perusahaan lain."
"Ketika kami menerima surat perintah pengadilan, kami melihat hal tersebut sesuai dengan hukum, sebelum memenuhinya. Dan jika tidak, kami bisa menolak atau meminta mempersempit permintaan. Kami memiliki track record advokasi atas nama pengguna kami," katanya.
Data yang diambil diyakini menjadi bagian dari investigasi kriminal yang sedang berlangsung ke WikiLeaks yang diluncurkan pada tahun 2010 bersama-sama dengan departemen Kehakiman dan Pertahanan Amerkia Serikat, demikan The Guardian.
WikiLeaks menulis kepada eksekutif Google, Eric Schmidt, memprotes bahwa Google telah mengungkap data mereka mulai Maret 2012 pada bulan lalu.
Dalam surat tersebut, seperti dilansir The Guardian, Minggu, WikiLeaks mengatakan "terkejut dan terganggu".
Surat yang ditulis oleh pengacara WikiLeaks di New York, Michael Ratner dari Pusat Hak Konstitusi, meminta Google untuk membuat daftar semua bahan yang diberikan kepada FBI.
Ratner juga menanyakan apakah perusahaan yang berbasis di California tersebut melakukan sesuatu untuk menantang surat perintah dan apakah telah memiliki data lebih lanjut yang belum diungkapkan.
Google mengungkap WikiLeaks pada malam Natal, bahwa mereka telah menanggapi perintah Departemen Kehakiman untuk menyerahkan semua data digital termasuk semua email dan alamat IP yang berhubungan dengan tiga staf WikiLeaks.
Subyek surat perintah tersebut adalah investigasi editor WikiLeaks asal Inggris Sarah Harrison, juru bicara WikiLeaks Kristinn Hrafnsson dan Joseph Farrell, salah satu editor senior.
Ketika investigasi staf WikiLeaks bulan lalu terungkap, Google tidak dapat mengatakan apa-apa mengenai investigasi tersebut karena perintah telah diberlakukan. Namun, Google mengatakan perintah tersebut akan dicabut, meskipun tidak menyebutkan kapan.
Harrison, yang juga mengepalai Courage Foundation, mengaku tertekan oleh tindakan pemerintah yang mendapatkan akses ke email pribadinya.
"Mengetahui bahwa FBI membaca kata-kata yang saya tulis untuk menghibur ibu saya atas kematian anggota keluarga membuat saya merasa sakit," katanya.
Ia menuduh Google membantu menyembunyikan pemerintah Amerika Serikat atas "invasi privasi" ke alamat email pribadinya.
"Baik Google maupun pemerintah Amerika Serikat menegakkan hukum atau menerapkan retorika mereka sendiri dalam privasi atau perlindungan pers", ujarnya.
Pengadilan memerintahkan untuk "melemparkan jaring data" yang begitu luas untuk menjerat hampir semua komunikasi digital yang berasal dari atau yang dikirim ke tiga staf WikiLeaks tersebut.
Google diperintahkan untuk menyerahkan isi semua email mereka, termasuk yang dikirim dan diterima, semua draft email, email yang dihapus, sumber dan tujuan alamat masing-masing email, tanggal dan waktu, hingga ukuran dan panjang juga dimasukkan dalam investigasi tersebut.
FBI juga meminta semua catatan yang berhubungan dengan akun internet yang digunakan oleh tiga staf, termasuk nomor telepon dan alamat IP, rincian waktu dan durasi aktivitas online mereka, dan alamat email alternatif. Bahkan nomor kartu kredit atau rekening bank yang terkait dengan akun juga diungkap.
Alexander Abdo, staf pengacara dan ahli privasi di American Civil Liberties Union, mengatakan surat perintah itu menangkap semua kata-kata mereka.
"Ini pada dasarnya seperti 'Serahkan apa pun yang Anda punya tentang orang ini'," katanya.
"Hal itu mengganggu karena sulit untuk membedakan apa yang WikiLeaks lakukan secara rahasia dari kegiatan sehari-hari," lanjutnya.
Google belum mengungkapkan secara tepat dokumen mana yang diserahkan sebelum batas waktu April 2012, namun ia mengatakan bahwa yang dilakukan kepada tiga staf WikiLeaks merupakan "dokumen responsif sesuai dengan Electronic Communications Privacy Act".
Google mengatakan kepada Guardian tidak memasukkan kasus-kasus individu, untuk "membantu melindungi semua pengguna kami". Juru bicara perusahaan tersebut mengatakan "Kami mengikuti hukum seperti perusahaan lain."
"Ketika kami menerima surat perintah pengadilan, kami melihat hal tersebut sesuai dengan hukum, sebelum memenuhinya. Dan jika tidak, kami bisa menolak atau meminta mempersempit permintaan. Kami memiliki track record advokasi atas nama pengguna kami," katanya.
Data yang diambil diyakini menjadi bagian dari investigasi kriminal yang sedang berlangsung ke WikiLeaks yang diluncurkan pada tahun 2010 bersama-sama dengan departemen Kehakiman dan Pertahanan Amerkia Serikat, demikan The Guardian.
Penerjemah: Arindra Meodia
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2015