Petenis nomor satu dunia Novak Djokovic pada Jumat menyatakan telah menyumbang satu juta euro, setara sekitar 18 miliar rupiah, untuk membantu Serbia membeli alat bantu pernafasan dan kesehatan guna memerangi wabah virus corona.
Djokovic bicara lewat konferensi video dari kota Marbella di selatan Spanyol tempat ia dan keluarganya saat ini tinggal di tengah perintah lockdown di negara tersebut.
"Donasi kami adalah untuk membeli respirator penyelamat dan peralatan sanitasi lainnya," kata Djokovic seperti dilaporkan AFP yang dikutip di Jakarta, Jumat.
Djokovic dan keluarganya sehari-hari tinggal di Monako, namun kebetulan mereka saat itu sedang berada di Spanyol, yang kini menjadi negara dengan jumlah kasus virus corona terbanyak kedua di Eropa setelah Italia.
Petenis berusia 32 tahun itu mencoba menjaga suasana yang positif di tengah situasi krisis kesehatan yang juga menyebabkan terganggunya musim kompetisi tenis dunia.
ATP Tour putra dan putri telah ditunda hingga 7 Juni, French Open juga tertunda, kemudian Wimbledon menghadapi kemungkinan penundaan bahkan pembatalan.
"Terakhir kali saya memiliki waktu luang yang banyak bersama keluarga adalah ketika saya menjadi seorang ayah," kata Djokovic.
Ia juga berencana untuk mulai mengunggah gambar atau video yang menunjukkan dirinya latihan fisik di apartemen lewat media sosial.
Djokovic juga mengucapkan terima kasih kepada China yang telah mengirim sejumlah peralatan medis dan dokter ke Serbia, di mana mereka sekarang membantu pemerintah setempat dalam menerapkan strategi memerangi COVID-19 di negara berpenduduk tujuh juta orang itu.
Di negara kampung halaman Djokovic itu sedikitnya tujuh meninggal dunia dan 450 lainnya terinfeksi COVID-19.
"Terima kasih China saya ucapkan dari lubuk hati terdalam dan atas nama saya sendiri dan seluruh negeri," kata Djokovic
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2020
Djokovic bicara lewat konferensi video dari kota Marbella di selatan Spanyol tempat ia dan keluarganya saat ini tinggal di tengah perintah lockdown di negara tersebut.
"Donasi kami adalah untuk membeli respirator penyelamat dan peralatan sanitasi lainnya," kata Djokovic seperti dilaporkan AFP yang dikutip di Jakarta, Jumat.
Djokovic dan keluarganya sehari-hari tinggal di Monako, namun kebetulan mereka saat itu sedang berada di Spanyol, yang kini menjadi negara dengan jumlah kasus virus corona terbanyak kedua di Eropa setelah Italia.
Petenis berusia 32 tahun itu mencoba menjaga suasana yang positif di tengah situasi krisis kesehatan yang juga menyebabkan terganggunya musim kompetisi tenis dunia.
ATP Tour putra dan putri telah ditunda hingga 7 Juni, French Open juga tertunda, kemudian Wimbledon menghadapi kemungkinan penundaan bahkan pembatalan.
"Terakhir kali saya memiliki waktu luang yang banyak bersama keluarga adalah ketika saya menjadi seorang ayah," kata Djokovic.
Ia juga berencana untuk mulai mengunggah gambar atau video yang menunjukkan dirinya latihan fisik di apartemen lewat media sosial.
Djokovic juga mengucapkan terima kasih kepada China yang telah mengirim sejumlah peralatan medis dan dokter ke Serbia, di mana mereka sekarang membantu pemerintah setempat dalam menerapkan strategi memerangi COVID-19 di negara berpenduduk tujuh juta orang itu.
Di negara kampung halaman Djokovic itu sedikitnya tujuh meninggal dunia dan 450 lainnya terinfeksi COVID-19.
"Terima kasih China saya ucapkan dari lubuk hati terdalam dan atas nama saya sendiri dan seluruh negeri," kata Djokovic
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2020