Presiden RI Joko Widodo mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Khusus ASEAN mengenai COVID-19 secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat pada Selasa pagi, dan menekankan pentingnya kesatuan, sinergi dan kolaborasi terkait penanganan pandemi COVID-19.
"Pada pagi ini dari pukul 08.00-11.00 WIB, Presiden mengikuti KTT Khusus ASEAN mengenai COVID-19 secara virtual. Pada pertemuan tadi Presiden menyampaikan pentingnya kesatuan, sinergi dan kolaborasi. Ada empat hal utama disampaikan presiden," ujar Menteri Luer Negeri Retno Marsudi saat memberikan penjelasan seusai KTT melalui video, Selasa.
Menlu Retno menyebutkan empat hal utama yang disampaikan Presiden Jokowi dalam KTT Khusus ASEAN tersebut. Pertama, Jokowi menyampaikan tentang kerja sama untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
Presiden Jokowi memahami berbagai upaya yang telah dilakukan oleh negara-negara anggota ASEAN sesuai kondisi masing-masing, dan menekankan tidak ada satu kebijakan sama yang dapat sesuai untuk diberlakukan bagi semua negara.
Untuk mengatasi penyebaran COVID-19, Presiden mengusulkan agar ASEAN dapat menyusun suatu prosedur regional berupa protokol untuk merespons pandemi melalui pelacakan kontak bersama (joint contact tracing) dan investigasi wabah (outbreak investigation).
Menlu Retno juga menyampaikan bahwa usulan tersebut dimuat dalam satu paragraf deklarasi hasil KTT Khusus tersebut, yaitu dalam Prosedur Operasi Standar ASEAN untuk Keadaan Darurat Kesehatan Masyarakat.
Kedua, Presiden Jokowi menekankan pentingnya mencegah hambatan lalu lintas barang. Presiden menyebutkan tiga distribusi barang yang tidak boleh terhambat pada masa pandemi, yakni bahan makanan, peralatan kesehatan dan obat-obatan.
Presiden juga menyampaikan pentingnya peraturan bersama untuk menjaga kelancaran lalu lintas perdagangan pada saat menghadapi pandemi.
Ketiga, Presiden Jokowi menegaskan pentingnya kerja sama perlindungan warga dari negara-negara ASEAN. Secara khusus Jokowi menyoroti pentingnya perlindungan terhadap pekerja migran yang telah memberikan kontribusi terhadap perekonomian negara anggota ASEAN.
Isu mengenai perlindungan warga negara juga masuk dalam deklarasi KTT Khusus ASEAN.
"Nah dalam konteks agak berbeda tapi masih terhubung mengenai masalah pelindungan, dalam KTT juga disebutkan pentingnya operasionalisasi secara efektif mengenai bantuan konsuler oleh misi-misi ASEAN di negara ketiga untuk membantu warga negara dari negara-negara ASEAN," ujar Retno.
Keempat, Presiden Jokowi menekankan pentingnya kerja sama dengan mitra-mitra ASEAN. Terkait hal itu,kata Menlu Retno, KTT Khusus ASEAN Plus Three menjadi penting artinya dan Presiden memberi dukungan untuk membuat Dana Tanggapan COVID-19 ASEAN dengan realokasi Dana Pembangunan ASEAN dan Dana Kerja Sama ASEAN.
"Realokasi budget ini diperlukan sebagai langkah darurat untuk menyediakan peralatan medis yang diperlukan untuk memberantas COVID-19 bagi negara-negara ASEAN yang memerlukan," ujar Menlu Retno.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2020
"Pada pagi ini dari pukul 08.00-11.00 WIB, Presiden mengikuti KTT Khusus ASEAN mengenai COVID-19 secara virtual. Pada pertemuan tadi Presiden menyampaikan pentingnya kesatuan, sinergi dan kolaborasi. Ada empat hal utama disampaikan presiden," ujar Menteri Luer Negeri Retno Marsudi saat memberikan penjelasan seusai KTT melalui video, Selasa.
Menlu Retno menyebutkan empat hal utama yang disampaikan Presiden Jokowi dalam KTT Khusus ASEAN tersebut. Pertama, Jokowi menyampaikan tentang kerja sama untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
Presiden Jokowi memahami berbagai upaya yang telah dilakukan oleh negara-negara anggota ASEAN sesuai kondisi masing-masing, dan menekankan tidak ada satu kebijakan sama yang dapat sesuai untuk diberlakukan bagi semua negara.
Untuk mengatasi penyebaran COVID-19, Presiden mengusulkan agar ASEAN dapat menyusun suatu prosedur regional berupa protokol untuk merespons pandemi melalui pelacakan kontak bersama (joint contact tracing) dan investigasi wabah (outbreak investigation).
Menlu Retno juga menyampaikan bahwa usulan tersebut dimuat dalam satu paragraf deklarasi hasil KTT Khusus tersebut, yaitu dalam Prosedur Operasi Standar ASEAN untuk Keadaan Darurat Kesehatan Masyarakat.
Kedua, Presiden Jokowi menekankan pentingnya mencegah hambatan lalu lintas barang. Presiden menyebutkan tiga distribusi barang yang tidak boleh terhambat pada masa pandemi, yakni bahan makanan, peralatan kesehatan dan obat-obatan.
Presiden juga menyampaikan pentingnya peraturan bersama untuk menjaga kelancaran lalu lintas perdagangan pada saat menghadapi pandemi.
Ketiga, Presiden Jokowi menegaskan pentingnya kerja sama perlindungan warga dari negara-negara ASEAN. Secara khusus Jokowi menyoroti pentingnya perlindungan terhadap pekerja migran yang telah memberikan kontribusi terhadap perekonomian negara anggota ASEAN.
Isu mengenai perlindungan warga negara juga masuk dalam deklarasi KTT Khusus ASEAN.
"Nah dalam konteks agak berbeda tapi masih terhubung mengenai masalah pelindungan, dalam KTT juga disebutkan pentingnya operasionalisasi secara efektif mengenai bantuan konsuler oleh misi-misi ASEAN di negara ketiga untuk membantu warga negara dari negara-negara ASEAN," ujar Retno.
Keempat, Presiden Jokowi menekankan pentingnya kerja sama dengan mitra-mitra ASEAN. Terkait hal itu,kata Menlu Retno, KTT Khusus ASEAN Plus Three menjadi penting artinya dan Presiden memberi dukungan untuk membuat Dana Tanggapan COVID-19 ASEAN dengan realokasi Dana Pembangunan ASEAN dan Dana Kerja Sama ASEAN.
"Realokasi budget ini diperlukan sebagai langkah darurat untuk menyediakan peralatan medis yang diperlukan untuk memberantas COVID-19 bagi negara-negara ASEAN yang memerlukan," ujar Menlu Retno.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2020