Freetown (ANTARA GORONTALO) - Pemeriksaan dari rumah ke rumah dimulai pada
Rabu (18/2) di Kabupaten Port Loki, sekitar 100 kilometer dari Ibu Kota
Sierra Leone, kata seorang wartawan setempat.
Kebanyakan kasus yang dikonfirmasi dilaporkan di Permukiman Lokomasama di kabupaten itu. Wartawan tersebut memberitahu Xinhua melalui telepon bahwa peningkatan kasus itu membuat tim reaksi Ebola di kabupaten tersebut, kontingen Inggris di daerah itu dan pemegang saham lain termasuk pemerintah lokal membahas strategi mobilisasi masyarakat untuk mengekang penyebaran virus tersebut.
Lebih dari 30 kematian yang berkaitan dengan Ebola dilaporkan di daerah tersebut dalam satu pekan, kata Xinhua. Peningkatan itu diduga telah terjadi akibat pemakaman secara diam-diam orang yang meninggal dan disembunyikan orang yang sakit akibat Ebola.
Menurut laporan lain, penyakit tersebut dikatakan telah disebarkan oleh tabib tradisional yang mengobati pasien dari Freetown, Ibu Kota Sierra Leone. Tabib itu dilaporkan telah meninggal.
Sementara itu, Pusat Pengobatan Pasien Ebola di Mabesseneh di Bombali, kota yang menjadi markas di wilayah utara, telah ditutup dan penyintas terakhir diperkenankan pulang.
Tindakan untuk menutup pusat tersebut sejalan dengan upaya pemerintah untuk secara bertahap menutup semua pusat perawatan yang memiliki hubungan dengan rumah sakit agar instalasi itu bisa menangani masalah perawatan kesehatan lain yang terkait.
Pusat tersebut dibuka tahun lalu dan telah merawat 161 pasien, dengan catatan angka kesembuhan 106. Tim medis terdiri atas petugas dari Uganda, Ethiopia, Burundi dan Republik Demokratik Kongo dengan dukungan 300 staf lokal dari Kementerian Kesehatan.
Pusat tersebut sejak itu telah tercemar. Staf Uni Afrika telah dikerahkan ke daerah lain.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2015
Kebanyakan kasus yang dikonfirmasi dilaporkan di Permukiman Lokomasama di kabupaten itu. Wartawan tersebut memberitahu Xinhua melalui telepon bahwa peningkatan kasus itu membuat tim reaksi Ebola di kabupaten tersebut, kontingen Inggris di daerah itu dan pemegang saham lain termasuk pemerintah lokal membahas strategi mobilisasi masyarakat untuk mengekang penyebaran virus tersebut.
Lebih dari 30 kematian yang berkaitan dengan Ebola dilaporkan di daerah tersebut dalam satu pekan, kata Xinhua. Peningkatan itu diduga telah terjadi akibat pemakaman secara diam-diam orang yang meninggal dan disembunyikan orang yang sakit akibat Ebola.
Menurut laporan lain, penyakit tersebut dikatakan telah disebarkan oleh tabib tradisional yang mengobati pasien dari Freetown, Ibu Kota Sierra Leone. Tabib itu dilaporkan telah meninggal.
Sementara itu, Pusat Pengobatan Pasien Ebola di Mabesseneh di Bombali, kota yang menjadi markas di wilayah utara, telah ditutup dan penyintas terakhir diperkenankan pulang.
Tindakan untuk menutup pusat tersebut sejalan dengan upaya pemerintah untuk secara bertahap menutup semua pusat perawatan yang memiliki hubungan dengan rumah sakit agar instalasi itu bisa menangani masalah perawatan kesehatan lain yang terkait.
Pusat tersebut dibuka tahun lalu dan telah merawat 161 pasien, dengan catatan angka kesembuhan 106. Tim medis terdiri atas petugas dari Uganda, Ethiopia, Burundi dan Republik Demokratik Kongo dengan dukungan 300 staf lokal dari Kementerian Kesehatan.
Pusat tersebut sejak itu telah tercemar. Staf Uni Afrika telah dikerahkan ke daerah lain.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2015