Puluhan warga Gorontalo terlantar di terminal Pelabuhan Ahmad Yani Kota Ternate, Maluku Utara (Malut) karena tidak bisa kembali ke kampung halamannya, akibat adanya penutupan aktivitas penumpang yang akan masuk ke Kota Manado.

"Kami sudah terlantar di terminal pelabuhan Ahmad Yani sejak tanggal 8 hingga 10 Mei, karena belum ada kapal tujuan manado," Kata salah satu Warga Gorontalo Karman Yana di Ternate, Senin.

Sebanyak 25 orang yang terlantar, kata Karman, mereka telah menyediakan persyaratan yang disampaikan oleh petugas Covid-19 di Pelabuhan.

Dimana, untuk persyaratannya yakni, surat keterangan kepala Labfor Ternate, surat pemeriksaan laborotorium, surat keterangan jalan dari Desa, surat keterangan protokol karantina dari gugus tugas Covid-19 Maluku Utara, surat keterangan sehat, surat kesehatan dari pelabuhan Kelas III Ternate, kartu kuning di posko pelabuhan, dan 25 KTP.

Namun, belum ada kepastian untuk berangkat karena informasi yang didaptkan bahwa masih melakukan koordinasi dengan Pemerintah Manado dan Gorontalo.

"Memang, 25 orang ini semua asli warga Gorontalo, kami mau pulang lebaran dengan keluarga di Gorontalo tapi tidak ada kapal lanjutan ke Manado, akhirnya kami terlantar di pelabuhan," ujarnya.

Di tempat terpisah, Kepala Kantor Kesyahbandaan dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Ternate, Taher Laitupa menyatakan, ke-25 warga Gorobtalo di Pelabuhan Ahmad Yani telah dilakukan koordinasi, akan tetapi hasil rapatnya tergantung dari kesepakatan pemerintah daerah.

Sebab, kalau daerah dituju menerima mereka, berarti pihaknya akan melepaskan perjalanan 25 warga Gorontalo menuju Manado, karena KSOP hanya mengeluarkan izin keberangkatan Kapal.

"Kalau kami mengizinkan kapal keluar menuju Manado, ketika sudah sampai tujuan, dan pemerintah Kota Manado tidak menerima mereka, siapa yang bertanggungjawab, sehingga kami hanya bisa menunggu hasil keputusan dari Pemda Malut dan Pemda Manado," katanya.
 

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2020