Presiden Joko Widodo memerintahkan jajarannya untuk melakukan empat langkah dalam mengantisipasi kemungkinan kebakaran hutan dan lahan mengingat hampir seluruh wilayah Indonesia sudah akan memasuki musim kemarau pada Agustus 2020.
“Kita masih punya persiapan pendek 1 bulan untuk mengingatkan ini,” kata Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas dengan topik Antisipasi Kebakaran Hutan dan Lahan di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa.
Ia mengingatkan kembali langkah pertama yang harus dilakukan yakni pentingnya manajemen lapangan yang harus terkonsolidasi dan terkoordinasi dengan baik.
“Area-area yang rawan hot spot dan update informasi sangat penting sekali, manfaatkan teknologi untuk meningkatkan monitoring dan pengawasan dengan sistem dashboard,” katanya.
Ia melihat langsung di Polda Riau yang menurut dia sudah sangat baik dalam menerapkan pengawasan sistem dashboard yang bisa menggambarkan situasi di lapangan secara rinci dan detail.
Hal itu juga kata dia, harus didukung dengan infrastruktur pengawasan sampai di tingkat bawah melalui Babinsa, Babinkamtibmas, hingga kepala desa.
Langkah kedua yakni memadamkan api selekas-lekasnya dan tidak menunggu sampai api menjadi besar.
“Sekecil mungkin api, baru mulai segera harus kita cepat tanggap dan kemarin saya sudah minta para gubernur, bupati, walikota, pangdam, dandim, danrem, kapolda, kapolres betul-betul harus cepat tanggap mengenai ini,” katanya.
Langkah ketiga terkait penegakan hukum, Presiden menekankan agar hal itu dilaksanakan secara tegas dan tanpa kompromi karena selama ini 99 persen kebakaran hutan terjadi akibat ulah manusia baik disengaja atau karena kelalaian.
Kemudian langkah keempat yakni untuk mencegah kebakaran di lahan gambut Presiden meminta penataan ekosistem gambut dilakukan secara konsisten.
“Saya kita (Kementerian) LHK, BRG, dan Kementerian PU terus menjaga agar tinggi muka air tanah terus dijaga agar gambut tetap basah dan dengan sekat kanal embung, sumur bor, teknologi pembasahan lain sudah kita lakukan hanya ini harus konsisten kita lakukan,” kata Presiden Jokowi.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2020
“Kita masih punya persiapan pendek 1 bulan untuk mengingatkan ini,” kata Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas dengan topik Antisipasi Kebakaran Hutan dan Lahan di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa.
Ia mengingatkan kembali langkah pertama yang harus dilakukan yakni pentingnya manajemen lapangan yang harus terkonsolidasi dan terkoordinasi dengan baik.
“Area-area yang rawan hot spot dan update informasi sangat penting sekali, manfaatkan teknologi untuk meningkatkan monitoring dan pengawasan dengan sistem dashboard,” katanya.
Ia melihat langsung di Polda Riau yang menurut dia sudah sangat baik dalam menerapkan pengawasan sistem dashboard yang bisa menggambarkan situasi di lapangan secara rinci dan detail.
Hal itu juga kata dia, harus didukung dengan infrastruktur pengawasan sampai di tingkat bawah melalui Babinsa, Babinkamtibmas, hingga kepala desa.
Langkah kedua yakni memadamkan api selekas-lekasnya dan tidak menunggu sampai api menjadi besar.
“Sekecil mungkin api, baru mulai segera harus kita cepat tanggap dan kemarin saya sudah minta para gubernur, bupati, walikota, pangdam, dandim, danrem, kapolda, kapolres betul-betul harus cepat tanggap mengenai ini,” katanya.
Langkah ketiga terkait penegakan hukum, Presiden menekankan agar hal itu dilaksanakan secara tegas dan tanpa kompromi karena selama ini 99 persen kebakaran hutan terjadi akibat ulah manusia baik disengaja atau karena kelalaian.
Kemudian langkah keempat yakni untuk mencegah kebakaran di lahan gambut Presiden meminta penataan ekosistem gambut dilakukan secara konsisten.
“Saya kita (Kementerian) LHK, BRG, dan Kementerian PU terus menjaga agar tinggi muka air tanah terus dijaga agar gambut tetap basah dan dengan sekat kanal embung, sumur bor, teknologi pembasahan lain sudah kita lakukan hanya ini harus konsisten kita lakukan,” kata Presiden Jokowi.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2020