Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mengekspor tepung kelapa ke 10 negara di akhir  2020 karena permintaan dari negara-negara tersebut cukup tinggi.

"Ke-10 negara tersebut yakni Selandia Baru, Georgia, Rusia, Australia, Thailand, Belanda, China, Spanyol, Jerman, dan Prancis," kata Kepala Disperindag Sulut Edwin Kindangen, di Manado, Senin.

Tepung kelapa yang diekspor ke Selandia baru sebanyak 25,4 ton dan mampu menghasilkan devisa bagi negara sebesar 44.495 dolar Amerika Serikat (AS).

Kemudian, ke Georgia sebanyak 26 ton dengan nilai 27.724 dolar AS, ke Rusia sebanyak 102 ton dengan nilai 182.400 dolar AS, ke Ausie sebanyak 12,7 ton dengan nilai 27.335 dolar AS.

Edwin mengatakan tepung kelapa yang diekspor ke Thailand sebanyak 104 ton dan memberikan nilai devisa sebesar 197.000 dolar AS, kemudian ke Belanda sebanyak 26 ton dengan nilai 56.618 dolar AS, ke Spanyol sebanyak 32 ton dengan nilai 101.562 dolar AS, ke Perancis sebanyak 50,8 ton dengan nilai 105.024 dolar AS, kemudian ke Jerman sebanyak 15,4 ton dengan nilai devisa sebesar 49.242 dolar AS.

Minat pembeli asal Asia, Eropa, Amerika maupun Afrika yang tinggi akan tepung kelapa asal Sulut harus dimanfaatkan dengan baik oleh pengekspor asal Sulut.

"Kami akan terus mencari pasar baru buat komoditi unggulan Sulut, walaupun dalam kondisi pandemi COVID-19 saat ini," katanya.

Saat ini, katanya, promosi secara online terus dilakukan sehingga perekonomian daerah maupun nasional tetap berjalan dengan baik.
 

Pewarta: Nancy Lynda Tigauw

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2021