Kepala Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo Mujady D. Mario, Rabu, mengatakan pihaknya melakukan uji laboratorium dan menemukan logam berat pada beras dari luar daerah seperti Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah.

"Ini hasil dari uji di laboratorium terakreditasi di Bogor, Jawa Barat. Kami mengirim sejumlah sampel ke sana. Hasilnya tercemar logam berat yakni 0,11 Mg/Kg dari ambang batas 0,05 Mg/Kg," ujarnya di Gorontalo.

Ia menyebut ciri beras tersebut tampak putih cerah dan ukurannya lebih kecil.

"Kelihatannya bagus, tapi tercemar logam berat. Jika dikonsumsi terus menerus akan mengakibatkan kanker dan penyakit lainnya," jelas Mujady.

Pihaknya juga merekomendasikan Pemprov Gorontalo untuk menolak beras-beras luar daerah masuk ke provinsi itu.

Menanggapi hal itu, Gubernur Gorontalo Rusli Habibie meminta beras dari luar daerah tidak masuk Gorontalo. 

"Beras Gorontalo tampilannya kurang baik, tapi dari segi rasa kita lebih enak. Nah saya jadi curiga, maaf karena curiga saya minta pak kadis pertanian memantau proses masuknya beras di check point tiap-tiap perbatasan dan kami kirim ke laboratorium," ujarnya.

Selain adanya pengawasan yang ketat, gubernur juga meminta kepada Bulog untuk memprioritaskan beras dari petani lokal. 

Ia menilai stok beras di Gorontalo cukup melimpah dan jika tidak terserap akan berpengaruh terhadap harga jual.*

Pewarta: Debby H. Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2021