Wakil Gubernur Gorontalo Idris Rahim mengimbau warga untuk mengantisipasi potensi terjadinya badai Siklon Tropis Surigae di daerah itu.

Pemprov Gorontalo melakukan rapat koordinasi bersama TNI dan Polri dalam mempersiapkan langkah penanggulangan bersama, terhadap kemungkinan dampak badai siklon yang diprediksi akan terjadi pada 15 April 2021.

“Bagi masyarakat yang tinggal di lembah sungai, lereng rawan longsor, serta yang tinggal di tepi pantai kami imbau selalu waspada. Untuk sementara waktu agar menjauh dari lokasi wilayah dengan resiko tinggi tersebut, termasuk menjauh dari pohon atau tegakan yang mudah runtuh,” kata Idris Rachim di Gorontalo, Rabu.

Untuk menghindari terjadinya korban jiwa, Idris mengatakan Pemprov Gorontalo bersama TNI dan Polri akan selalu melakukan koordinasi lintas sektor untuk menyiapkan sumber daya manusia, logistik, serta sarana dan prasarana dalam penanganan keadaan darurat.

Ia juga menginstruksikan tim siaga bencana melalui koordinasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Gorontalo untuk memantau kondisi lingkungan dan gejala awal terjadinya banjir bandang, longsor, angin kencang, maupun gelombang tinggi.

Ia menjelaskan dalam prediksi BMKG dampak badai siklon di antaranya gelombang tinggi mencapai satu hingga dua meter di perairan utara Gorontalo, serta potensi hujan lebat di sejumlah wilayah.

“Saya minta tingkatkan kewaspadaan dan koordinasi seluruh instansi kebencanaan. Sebarluaskan informasi prediksi BMKG tentang badai Siklon ini secara masif agar masyarakat memperoleh informasi yang benar dan bukan hoaks, sehingga mereka sejak dini bisa mengantisipasi terjadinya bencana,” tambahnya.

Dalam rilisnya, BMKG memprediksi badai siklon tropis Surigae akan terjadi mulai 15 April 2021 pukul 07.00 WIB di sejumlah wilayah termasuk Provinsi Gorontalo.

Siklon Tropis Sruigae memberikan dampak terhadap cuaca di Indonesia, berupa hujan dengan intesitas sedang hingga lebat disertai kilat dan petir serta angin kencang di wilayah Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Papua Barat dan Papua.

Dampak lainnya adalah gelombang laut dengan ketinggian 1.25 - 2.5 meter Laut Sulawesi bagian Timur, perairan Kepulauan Sangihe, Kepulauan Talaud, Perairan Kepulauan Sitaro, Perairan Bitung, Likupang, Laut Maluku, Perairan Selatan Sulawesi Utara, Perairan Kepulauan Halmahera, Laut Halmahera, Samudra Pasifik utara Halmahera, Perairan Utara Raja Ampat, Perairan Selatan Biak, dan Teluk Cendrawasih.

Sementara gelombang laut dengan ketinggian 2.5 - 4.0 meter berpotensi terjadi di Perairan Manokwari, Perairan
Utara Biak, dan Samudra Pasifik Utara Papua Barat.

Gelombang laut dengan ketinggian 4.0 - 6.0 meter berpotensi terjadi di Samudra Pasifik utara Papua.

Pewarta: Debby H. Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2021