Pemerintah Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo berkomitmen untuk menanggulangi dan mencegah stunting di daerah itu dengan melakukan kolaborasi bersama antar OPD dan organisasi terkait.
Bupati Bone Bolango, Hamim Pou, Sabtu mengatakan sensitivitas dan kolaborasi bersama guna penurunan angka stunting di Bone Bolango sangat diperlukan agar terdapat pemantauan secara langsung.
"Dengan harapan dapat terjadi pencegahan sejak dini agar hal tersebut bisa di cegah," kata Hamim usai rapat koordinasi regulasi penurunan stunting tingkat Kabupaten Bone Bolango.
Hamim menuturkan dengan adanya sensitivitas dan kolaborasi bersama, pada dua tahun yang akan datang stunting di Bone Bolango sudah tidak ada lagi. "Ini adalah kewajiban kita bersama dan semua yang kita lakukan ini bukan sekadar ingin meraih penghargaan saja," tutur Hamim.
Bupati juga menambahkan penanggulangan stunting di Bone Bolango sudah tercantum dalam RPJMD sehingga harus mendapatkan perhatian khusus.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bone Bolango, Meyrin Kadir menjelaskan stunting merupakan kekurangan gizi kronis yang terjadi sejak bayi dalam kandungan dan masa awal setelah anak lahir. "Stunting akan nampak setelah anak berusia dua tahun, " jelas dr. Meyrin.
Meyrin Kadir menuturkan permasalahan gizi juga merupakan muara dari berbagai macam persoalan sosial seperti pola suh pendidikan, lingkungan yang tidak sehat, ekonomi, budaya, bahkan politik yang terjadi di masyarakat.
"Olehnya hal ini memerlukan intervensi khusus yang bersifat sensitive yang dapat memberikan kontribusi 70 persen yaitu dari beberapa pihak seperti bidang pangan, pendidikan, pemerintahan desa, pemukiman, dan lainnya," jelasnya dr. Meyrin.
Untuk data locus stunting di Bone Bolango pada tahun 2021 terdapat 27 desa dan di tahun 2022 mengalami kenaikan menjadi 29 desa.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2021
Bupati Bone Bolango, Hamim Pou, Sabtu mengatakan sensitivitas dan kolaborasi bersama guna penurunan angka stunting di Bone Bolango sangat diperlukan agar terdapat pemantauan secara langsung.
"Dengan harapan dapat terjadi pencegahan sejak dini agar hal tersebut bisa di cegah," kata Hamim usai rapat koordinasi regulasi penurunan stunting tingkat Kabupaten Bone Bolango.
Hamim menuturkan dengan adanya sensitivitas dan kolaborasi bersama, pada dua tahun yang akan datang stunting di Bone Bolango sudah tidak ada lagi. "Ini adalah kewajiban kita bersama dan semua yang kita lakukan ini bukan sekadar ingin meraih penghargaan saja," tutur Hamim.
Bupati juga menambahkan penanggulangan stunting di Bone Bolango sudah tercantum dalam RPJMD sehingga harus mendapatkan perhatian khusus.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bone Bolango, Meyrin Kadir menjelaskan stunting merupakan kekurangan gizi kronis yang terjadi sejak bayi dalam kandungan dan masa awal setelah anak lahir. "Stunting akan nampak setelah anak berusia dua tahun, " jelas dr. Meyrin.
Meyrin Kadir menuturkan permasalahan gizi juga merupakan muara dari berbagai macam persoalan sosial seperti pola suh pendidikan, lingkungan yang tidak sehat, ekonomi, budaya, bahkan politik yang terjadi di masyarakat.
"Olehnya hal ini memerlukan intervensi khusus yang bersifat sensitive yang dapat memberikan kontribusi 70 persen yaitu dari beberapa pihak seperti bidang pangan, pendidikan, pemerintahan desa, pemukiman, dan lainnya," jelasnya dr. Meyrin.
Untuk data locus stunting di Bone Bolango pada tahun 2021 terdapat 27 desa dan di tahun 2022 mengalami kenaikan menjadi 29 desa.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2021