Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyebut media sosial (medsos) dapat menjadi kontrol terkait penerapan protokol kesehatan tempat wisata saat adanya fenomena lonjakan wisatawan.
"Jadi akan diulas oleh pengunjungnya pakai media sosial, dan ini jadi salah satu bentuk kontrol kita, kalau misalnya ada kerumunan, tidak ada tempat cuci tangan, itu semua bisa dilakukan dalam langkah koreksi ke depannya," kata Sandiaga di Bandung, Jawa Barat, Senin.
Menurut dia, kini sudah dua bulan lebih masyarakat Indonesia ada dalam situasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4. Sehingga tempat wisata berpotensi dikunjungi banyak wisatawan saat COVID-19 melandai akhir-akhir ini.
Maka dari itu, ia mengatakan para pelaku wisata perlu menerapkan suatu standar agar lonjakan wisatawan itu tidak berakibat pada situasi yang membludak dan memicu penularan COVID-19.
Salah satunya, destinasi wisata perlu menerapkan CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability) guna menjamin keselamatan dan kesehatan para wisatawan.
Pasalnya, destinasi wisata belum pernah menjadi klaster penularan sejak adanya COVID-19. Maka ia berharap kondisi itu perlu terus terjaga guna memastikan tempat wisata aman.
Di samping itu, gelombang ketiga COVID-19 menurutnya berpotensi muncul pada akhir tahun 2021 ini. Dia minta setiap sektor pariwisata agar jangan lengah mengantisipasi hal tersebut.
"Jangan sampai kali ini pariwisata jadi pemicu, kita harus menjaga sektor kita agar bisa membangkitkan ekonomi kreatif, memulihkan pariwisata, dan membuka lapangan kerja," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2021
"Jadi akan diulas oleh pengunjungnya pakai media sosial, dan ini jadi salah satu bentuk kontrol kita, kalau misalnya ada kerumunan, tidak ada tempat cuci tangan, itu semua bisa dilakukan dalam langkah koreksi ke depannya," kata Sandiaga di Bandung, Jawa Barat, Senin.
Menurut dia, kini sudah dua bulan lebih masyarakat Indonesia ada dalam situasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4. Sehingga tempat wisata berpotensi dikunjungi banyak wisatawan saat COVID-19 melandai akhir-akhir ini.
Maka dari itu, ia mengatakan para pelaku wisata perlu menerapkan suatu standar agar lonjakan wisatawan itu tidak berakibat pada situasi yang membludak dan memicu penularan COVID-19.
Salah satunya, destinasi wisata perlu menerapkan CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability) guna menjamin keselamatan dan kesehatan para wisatawan.
Pasalnya, destinasi wisata belum pernah menjadi klaster penularan sejak adanya COVID-19. Maka ia berharap kondisi itu perlu terus terjaga guna memastikan tempat wisata aman.
Di samping itu, gelombang ketiga COVID-19 menurutnya berpotensi muncul pada akhir tahun 2021 ini. Dia minta setiap sektor pariwisata agar jangan lengah mengantisipasi hal tersebut.
"Jangan sampai kali ini pariwisata jadi pemicu, kita harus menjaga sektor kita agar bisa membangkitkan ekonomi kreatif, memulihkan pariwisata, dan membuka lapangan kerja," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2021