Tehran (ANTARA GORONTALO) - Presiden Iran Hassan Rouhani mengecam eksekusi
seorang ulama Syiah oleh Arab Saudi dan sekaligus mengutuk serangan
demonstran ke Kedutaan Besar dan Konsulat Saudi di Iran sebagai sama
sekali tidak bisa dibenarkan.
"Tindakan tadi malam oleh kelompok radikal di Tehran dan Mashhad yang membuat kerusakan di kedutaan besar dan konsulat Iran adalah sama sekali tidak bisa dibenarkan, karena gedung-gedung itu harus secara legal dan keagamaan dilindungi di Republik Islam Iran," kata Hassan Rouhani seperti dikutip kantor berita IRNA.
Paling sedikit 44 orang ditangkap Sabtu malam lalu karena menyerbu misi diplomatik di Tehran dan Mashhad setelah Arab Saudi mengumumkan telah menghukum mati ulama Syiah terkemuka Saudi, Nimr al-Nimr, dan 46 pria lainnya yang dituduh teroris.
Di Tehran demonstran melemparkan bom molotov dan menyerbu kedubes Saudi. Konsulat Saudi di Mashhad, kota terbesar kedua di Iran, juga dibakar.
Namun Rouhani juga mengkritik Arab Saudi karena menghukum mati Nimr.
"Saya tak punya keraguan bahwa pemerintah Saudi telah merusak citranya, jauh lebih parah dari sebelum ini, di depan negara-negara di dunia ini --khususnya negara-negara Islam-- dengan melakukan tindakan yang tidak islami ini," kata Rouhani.
Namun rakyat Iran tidak akan membiarkan elemen-elemen jahat memanfaatkan insiden itu dan melancarkan aksi-aksi di luar hukumnya yang merusak martabat Republik Islam, sambung dia.
"Saya memerintahkan menteri dalam negeri untuk mengidentifikasi para pelaku kejahatan dari serangan ini dengan tindakan tegas dan membawa mereka ke muka hukum," tegas dia seperti dikutip AFP.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2016
"Tindakan tadi malam oleh kelompok radikal di Tehran dan Mashhad yang membuat kerusakan di kedutaan besar dan konsulat Iran adalah sama sekali tidak bisa dibenarkan, karena gedung-gedung itu harus secara legal dan keagamaan dilindungi di Republik Islam Iran," kata Hassan Rouhani seperti dikutip kantor berita IRNA.
Paling sedikit 44 orang ditangkap Sabtu malam lalu karena menyerbu misi diplomatik di Tehran dan Mashhad setelah Arab Saudi mengumumkan telah menghukum mati ulama Syiah terkemuka Saudi, Nimr al-Nimr, dan 46 pria lainnya yang dituduh teroris.
Di Tehran demonstran melemparkan bom molotov dan menyerbu kedubes Saudi. Konsulat Saudi di Mashhad, kota terbesar kedua di Iran, juga dibakar.
Namun Rouhani juga mengkritik Arab Saudi karena menghukum mati Nimr.
"Saya tak punya keraguan bahwa pemerintah Saudi telah merusak citranya, jauh lebih parah dari sebelum ini, di depan negara-negara di dunia ini --khususnya negara-negara Islam-- dengan melakukan tindakan yang tidak islami ini," kata Rouhani.
Namun rakyat Iran tidak akan membiarkan elemen-elemen jahat memanfaatkan insiden itu dan melancarkan aksi-aksi di luar hukumnya yang merusak martabat Republik Islam, sambung dia.
"Saya memerintahkan menteri dalam negeri untuk mengidentifikasi para pelaku kejahatan dari serangan ini dengan tindakan tegas dan membawa mereka ke muka hukum," tegas dia seperti dikutip AFP.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2016