Gorontalo memiliki sejumlah permainan tradisional yang biasanya dimainkan anak-anak, dengan menggunakan alat bantu yang terbuat dari tempurung kelapa dan bambu.

Dari hasil penelitian Hartono Hadjarati dan Arief Ibnu Haryanto berjudul "Identifikasi Permainan dan Olahraga Tradisional Kabupaten Gorontalo", terdapat tiga permainan yang menggunakan batok kelapa dan bambu yakni tenggedi buau, tenggedi wawohu, dan palapudu.

Berikut  penjelasan ketiga permainan tersebut berdasarkan penelitian yang dipublikasikan melalui Jurnal ilmu Keolahragaan Undiksha tahun 2020 :

Tenggedi Buau

Permainan ini menggunakan   dua   tempurung  (buau) kelapa kering yang akan dikaitkan dengan menggunakan  tali. Pemain    tidak   perlu   melubangi tempurung kelapa jika sudah memiliki lubang. Kemudian tali diikatkan dengan kuat pada masing-masing lubang tempurung, agar tidak mudah lepas saat pemain menggunakannya. Kedua  tempurung  yang sudah  diikat  dengan  tali  akan  menjadi pijakan kaki pemain. Pada saat melakukan pijakan, pemain harus memegang tali untuk menjaga keseimbangan pada saat berjalan. Pemain dapat saling berlomba, siapa yang paling cepat berjalan dengan tempurung tersebut dialah pemenangnya.

Palapudu

Permainan tradisional  Gorontalo  ini dominan dimainkan  oleh  anak  laki-laki. Palapudu dapat dimainkan secara individu maupun berkelompok, dengan menggunakan alat semacam senapan kecil  yang terbuat dari bambu  yang  masih muda. Pemain biasanya menggunakan biji-bijian yang sesuai dengan ukuran lubang bambu sebagai peluru.

Tenggedi Wawohu

Permainan ini tak kalah serunya dari dua permainan di atas. Tenggedi Wawohu terbuat    dari    bambu (talilo), yang  cukup  kuat  untuk  menopang  berat badan pemain. Potong ambu    menjadi    dua    bagian    dengan ukuran   yang   sama   panjang.   Lubangi kedua    bambu    dengan    menggunakan pisau  dan  gergaji  dengan  sejajar, kemudian pasangkan  kayu  pada kedua bambu sebagai tempat   pijakan   kaki   pemain, Pastikan kayu   yang   digunakan   sebagai   pijakan benar-benar    terpasang    dengan    kuat, untuk keamanan pemain. Permainan  ini  biasanya  dilombakan pada  saat  lebaran  ketupat  (seminggu setelah Idul Fitri), yang  identik dengan   adat istiadat    yang    ada    di Kabupaten Gorontalo.

Selain tiga permainan tersebut, Hartono yang merupakan dosen di Fakultas Olahraga dan Kesenian Universitas Negeri Gorontalo itu juga meneliti permainan tradisional lainnya yakni beladiri langga, beladiri longgo, kalari, neka, benteng-benteng, koba-koba, patumbu, lompat tali, kainje, ponti, cur-cur pal, dan alanggaya bulia.

Jenis-jenis permainan ini semakin jarang dimainkan oleh anak-anak Gorontalo, karena tergerus dengan permainan menggunakan gawai.

Hartono menyarankan pemerintah dan masyarakat memperkenalkan kembali permainan tradisional tersebut, agar anak-anak Gorontalo merasakan dampak positif dari serunya bermain di luar rumah tanpa gawai.

 

Pewarta: Debby H. Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2022